5.Boneka

3 2 6
                                    

Sudah satu minggu Grac di sekolah. Yang skors gausah dihitung. Gadis itu tengah bersiap di depan rumahnya sambil memanaskan mesin Vespa nya.

"Tumben pake vespa lo" Tanya seorang pria yang sangat Grac hafal siapa itu.

"Suka gue dong, masalah" Sinis Grac. Mereka berdua memang susah sekali untuk akur. Jadi ya, biasain aja si Linia sama Lesara tutup telinga.

"Sinis banget, gue santai juga" Balas pria itu tak kalah sinis.

Grac hanya menghiraukan ucapan pria itu. Toh jika terus meladeni, dia akan terlambat. Setelah merasa puas memanaskan aki vespanya, dia segera pamit pada Lesara. Linia? Gadis itu berangkat bersama Elios.

Ngomong ngomong, gadis itu sudah official dengan Elios. Mereka sering keluar berdua, bahkan saat di kantin Grac kerap jadi baygon.

"Nek, Grac pamit" Ucap Grac menyalami Lesara.

"Jangan buat ulah Grac" Grac hanya mengangguk lalu pamit.

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam" Jawab Ale dan Lesara.

_Ga ada akhlak emng lo Grac. Gue ga disalamin._ Batin Ale sambil mengelus dada.

"Kenapa kamu" Tanya Lesara saat ia melihat Ale mengelus dada nya.

"Atit ati atu nek. Tutu nenek kok gitu sih, tataknya ngga di salamin" Alay lo Ale!

"Gitu aja mewek. Malu sama yang bawah, kalo mau mewek. Ganti dulu kaya lucinta luna. Tapi siap aja nenek tendang kamu dari jembatan Sirotol mustaqim" Ale begidik ngeri. Yakali dia cosplay jadi lucinta luna, ngga banget yekan.

Disisi lain, Grac sudah sampai di sekolahnya. Dia segera melepas helm yang bertengger di kepalanya tadi. Merapikan rambutnya dulu agar tidak rusak.

_Tin tin!_

Suara motor menghentikan aktivitas Grac. Dia menoleh ke arah kirinya, nampaklah sesosok pria yang tengah menatap dirinya lekat.

"Heh kutil kebo. Ngapain lo liatin gue, naksir? Bagus dong, secara gue kan cantik" Ucap Grac songong.

Ingin sekali Stev melempar Grac dari langit ketujuh dan berakhir jatuh ke dasar laut. Mukanya itu minta digampar dengan sangat ikhlas.

"Pede lo tingkat dewa. Jelek gitu dikata cantik" Setelah mengatakan itu, Stev melenggang pergi meninggalkan Grac yang tengah menyumpah serapahi pria itu.

"Awas aja lo. Abis sama gue" Gumam Grac lalu berjalan ke kelasnya.

°°°

Katakan Horeee siswa siswi. Semua murid murid tengah berlarian ke surga dunia. Mana lagi jika bukan Kantin? Mereka tengah sibuk makan dengan makanannya. Linia dan Elios sedang duduk di pojok kanan kantin.

Sementara Grac? Dirinya berada pojok kiri bagian belakang. Hal itu menjadi kenyamanan dirinya. Bisa bebas tidur, ataupun melakukan hal yang lain.

Tak lama, suara asing tepat menancap di telinga Grac. Mereka bertiga, dan sambil membawa satu nampan makanan.

"Boleh ngga gue sama temen temen gue duduk disini" Tanya salah satu gadis tadi dan diangguki Grac. Mereka pun akhirnya duduk dengan tenang.

Grac juga sama sekali tidak terganggu. Karena gadis tadi juga masih makan. Jadi dia juga harus diam. Setelah selesai, salah satu dari mereka mengangkat suara.

"Lo ngga gabung sama Linia" Tanya salah satu gadis tadi dan dijawab gelengan oleh Grac.

"Gue ga mau jadi penghalang mereka" Mereka pun mengangguk paham.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad boy vs Beauty psychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang