Chapter 11: until you will sacrifice everything

195 25 19
                                    

Hellaw😀

Ehe maaf lama up😅

Nih chapter baru, maaf kalau rada belibet :v

Enjoy gaes😀





Erina tengah sibuk membersihkan rumah setelah mendapat pesan suara dari Jack. Karena Jack tak akan makan malam dirumahnya, untuk beberapa alasan Erina merasa sepi. Tapi ia tak mungkin mencegah jack yang sedang punya pekerjaan.

Erina kembali melanjutkan bersih-bersihnya. Hingga kemudian, suara ketukan di pintu depan membuat Erina sedikit terperajat. Karena rumah yang sepi, suara ketukan itu membuatnya kaget bukan main.

" sebentar..." ujar Erina seraya menuju pintu depan.

Pintu terbuka, menampakan seorang Eli yang langsung memeluk Erina dan memekik senang.

"Erinaa!!" pekik Eli.

"e-eli?? kenapa kau disini?" pekik Erina kaget.

" hehe aku kangen aja kok, lagian kebetulan teman kuliahku datang berkunjung, jadi sekalian kuajak kesini saja" ujar Eli seraya melangkah mundur. Ternyata dibelakangnya ada seorang perempuan berambut coklat, ia menatap terkejut ke Erina.

Eli menarik gadis dibelakangnya untuk mendekat ke Erina. Untuk sesaat Erina merasakan perasaan tak enak, hingga kemudian ia melihat samar-samar bayangan tangan yang terulur kearahnya. Perlahan tangan Erina menyambut tangan itu dengan ragu.

"Luna..." nama itu sedikit mengejutkan Erina.

Sang gadis yang bernama Luna ini sendiri tengah menatap Erina risih. Ia segera melepas jabat tangannya setelah mengatakan namanya dan bertingkah seolah tak kenal dengan Erina. Ya, karena nyatanya ia adalah anak dari nany abel yang telah meninggal dunia. Ia tak menyangka akan bertemu dengan Erina di kota ini, nyatanya dunia memanglah sempit.

"e-erina..." ujar Erina gugup. Ia bisa merasakan gadis ini tidak ramah padanya.

" kami berkunjung karena dia sedang libur kuliah, jadi sekalian mengajaknya berkeliling, sekalian juga kerumahmu..." ujar Eli yang tak menyadari keadaan yang sebenarnya sedang canggung.

"u-umm... mari masuk" ajak Erina. Ia melangkah masuk dan bergegas, menuju dapur untuk membuatkan minuman.

Eli dan Luna masuk dan duduk di sofa, manik coklat gelap Luna menatap sekeliling ruang tamu yang juga merupakan ruangan tengah. Minim perabotan, namun sangat nyaman dan hangat.

" hebatkan? Erina Buta namun ia bisa hidup mandiri" ujar Eli dengan nada bangga. Luna hanya memberinya senyum tipis.

Erina datang dan meletakan nampan berisi 3 gelas coklat panas diatas meja. Luna menatap masam gelas coklat panas itu. Sementara Eli sudah minum dengan wajah senang. Luna menatap gelas itu seolah isi dari gelas itu bukan coklat melainkan Lumpur, ia tidak meminumnya dan mengeluarkan ponselnya. Membiarkan Eli dan Erina mengobrol seru.

" Erina, ibuku dan aku akan ke kota sebelah selama 3 hari, kami akan berangkat besok, jadi... ini uang titipan kue mu kemarin" ujar Eli seraya menyodorkan sebuah amplop.

Wajah Erina sedikit sedih, jika toko Eli tutup. Maka ia harus berjalan lebih jauh menuju toko lain untuk menitip kuenya namun itu pun belum tentu akan diterima oleh pemilik toko. Mengingat ia buta, mungkin pemilik toko lain akan mempermainkannya.

" jangan khawatir soal dimana kau akan menjual kuemu Erina, ibuku sudah menghubungi temannya yang ingin memesan kue untuk acara keluarganya, jadi ia akan memesan kue untuk beberapa hari" ujar Eli, ia lumayan mengetahui kegelisahan diwajah Erina.

" maaf aku membuat ibumu repot" ujar Erina sedikit tak nyaman hati.

" tak apa Erina, ummm... kurasa aku harus pergi sekarang" ujar Eli seraya melirik jam dinding diatas perapian.

The Eyeless Love (Eyeless Jack X Oc)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang