"Rosa", panggil Juna. Setelah insiden tadi di kafe, mereka berdua pergi ke taman dan melupakan Justin yang katanya izin ke kamar mandi cuma udah setengah jam belom balik juga.
Rosa nengok ke arah Juna sambil terus berjalan di taman, "Kenapa?".
"Kesitu yuk", Juna menunjuk sebuah ayunan dengan telunjuknya. Rosa mengangguk dan mengekori Juna menuju ke ayunan tersebut.
"Lu duduk, gua beli minum dulu bentar", sambung Juna. Dia berlari menuju bapak bapak penjual minuman yang suka pake sepeda atau motor, biasanya jual kopi di pinggir jalan dan membelikan Rosa sebotol a*qua dingin (sengaja di sensor karena cerita ini ga diendorse sama merk itu).
Juna menempelkan a*qua dingin itu ke pipi Rosa yang membuat Rosa berjengit karena tiba tiba ada sensasi di pipinya. Juna terkekeh gemas dan duduk di ayunan sebelah Rosa.
"Itu tadi pacar lu?", Juna membuka botol a*qua tersebut dan memberinya ke Rosa.
Rosa meminum minuman tersebut, "Bukan, dia mantan gua".
"Mantan kok masih posesif", cibir Juna yang dia tunjukan ke Jeffrey. Rosa tersenyum tipis mendengar ucapan Juna tersebut.
"Gua juga gatau Jun, dia mutusin gua dengan alasan bosan. Tapi, dia juga masih suka ngurusin hidup gua seakan akan dia itu masih jadi pacar gua".
"Mantan lu labil, coba kalo lu pacarannya sama gua. Pasti ga bakalan gua putusin dengan alasan bosan"
Rosa menahan senyum dan menoleh ke arah Juna, "Apasih hahahah"
Juna yang ngeliat Rosa salting jadi ikutan senyum, taktik gombalan bawah tanah dia ternyata berhasil.
"Lu sama dia udah pacaran berapa bulan?", tanya Juna.
"Enam bulan... err bukan deh! Lusa enam bulan kalo dia ga mutusin gua waktu itu".
"Kalo sama gua pasti bukan enam bulan, tapi enam tahun kita pacaran".
"Mmm, kalo kayak gitu sama aja dong. Enam tahun pacaran trus habis tuh putus lagi".
Juna menghadap ke arah Rosa, Rosa juga jadinya ikut natap ke arah Juna. Juna tersenyum, kemudian menyelipkan rambut Rosa ke belakang telinga.
"Iya, enam tahun kita pacaran. Sisa tahun di hidup kita, kita habisin buat jadi pasutri"
Rosa yang udah salting parah mendorong Juna, niatnya sih dorong gemes tapi tenaga yang Rosa keluarin terlalu gede jadinya Juna nyusruk dari ayunan dengan tidak elitnya.
————
"Weitss, dari mana aja bos", ucap Miles saat Jeffrey baru datang di rumah Endra.
Jeffrey menghiraukan panggilan Miles dan langsung duduk di sebelah Jevon. Yang membuat Miles mengelus dadanya. Dia sudah terlalu biasa diabaikan sama Jeffrey kayak gitu.
"Bagi rokok Jek", ucap Jeffrey. Jeka — itu panggilan buat Jevon dari temen temennya. Singkatan dari Jevon Kalandra.
"Beli bangsat, minta mulu lo", ujar Jevon tapi tetep aja, dia ngasih kotak rokoknya yang sisa sebatang ke Jeffrey.
"Emangnya gua Miles yang kaga pernah modal", balas Jeffrey santai
"Gua mulu yang kena anjing", ucap Miles emosi. Padahal dia diem aja, tapi selalu aja dia yang kena.
Jeffrey menoleh ke kanan dan ke kiri. Dia tidak dapat menemukan keberadaan sang tuan rumah, cuma ada Jevon yang lagi gitaran sama Miles yang lagi gabut ngeliatin ikan cupangnya Endra.
"Endra mana?", tanya Jeffrey
"Lagi boker", sahut Miles. Jeffrey mengangguk mengerti dan berjalan keluar dari rumah Endra.
"Mau kemana lu?", tanya Endra yang baru selesai dari panggilan alamnya.
Jeffrey hanya mengangkat dan menggoyang goyangkan kotak rokok yang dia dapet dari hasil minta ke Jevon. Endra yang konek membiarkan Jeffrey keluar dan ngudud di teras tanpa bertanya apapun lagi.
Bisa dibilang, rumah Endra tuh basecamp mereka. Soalnya, rumahnya ada di tengah tengah dari mereka bertiga. Lagipula, orang tua Endra tuh sibuk kerja, jadi jarang ada di rumah. Jeffrey, Jevon dan Miles udah nganggep rumah Endra tuh rumah mereka sendiri. Endranya juga ga keberatan, asal setiap kali mereka mau ngerokok, harus di teras atau balkon. Ga boleh di dalam rumahnya. Nanti kalo bau apek dari asep rokoknya kecium sama orang tuanya, bisa bahaya.
Jevon menyusul Jeffrey ke teras dan duduk disebelah Jeffrey.
"Rokok siapa?", tanya Jeffrey. Soalnya rokok Jevon tadi sisa sebatang dan dia kasihin ke Jeffrey.
Jevon tersenyum miring, "Lu pikir gua cuma punya satu kotak?", lalu menyulut rokoknya dengan korek Jeffrey.
Jeffrey membuang rokoknya yang sudah sekecil jari kelingking ke tanah, lalu menginjak rokok tersebut.
"Sampe kapan Jek?"
Jevon mengangkat alisnya sebelah, "Sampe kapan apanya? Sampe kapan gua di luar? Sampe nanti rokok gua abis"
Jeffrey membuang napas lelah, "Bukan itu goblok"
"LAH ELO CUMA BILANG SAMPE KAPAN, GUA KAGA TAU MAKSUD SAMPE KAPAN LO ITU APA!"
"MASA IYA LO GA PEKA SIH JEK!?"
Jevon berpikir, kemudian tersenyum mengejek, "Kenapa? Mau nyerah sekarang?"
"....."
"Kan udah gua jelasin di awal, sampe tiga bulan, tapi —", Jevon membuang rokoknya yang masih panjang ke tanah, dan melakukan hal yang sama seperti Jeffrey. Yaitu, menginjak rokok tersebut.
" — kalo lo mau nyerah sekarang sih boleh boleh aja. Asal lo harus siap dengan hukuman lo", lanjut Jevon lalu pergi masuk ke dalam. Meninggalkan Jeffrey yang terdiam di luar.
"Mau sampe kapan lu ngelamun terus", sindir Miles yang baru keluar membuat Jeffrey tersadar dari lamunannya.
Miles duduk di kursi teras, memandangi Jeffrey yang terus melamun,"Masih kepikiran itu?".
Jeffrey masih terdiam, tidak menjawab pertanyaan Miles. Hal itu juga yang membuat Miles yakin, kalo masalah yang sekarang lagi Jeffrey lamunin adalah masalah yang sama dengan maksud Miles.
"Gua tadi liat Rosa di kafe sama cowok lain", ujar Jeffrey tiba tiba.
Miles tersenyum tipis, "Kalo lo emang beneran sayang sama Rosa, ya lo jagain dia lah. Jangan sampe dia suka sama cowo lain sampe itu selesai, jadi lo masih ada kesempatan lagi buat balik sama Rosa", nasihat Miles.
Jeffrey jadi tersadar, dia menepuk pundak Miles, "Tumben lo bener".
Miles hanya tersenyum kecut mendengar perkataan Jeffrey.
"Masih untung gua kasih tau", lalu dia pergi meninggalkan Jeffrey. Jeffrey tertawa lalu menyusul Miles masuk ke dalam rumah Endra.
***
yeoksi, sesuai janji malem ini aku update. jgn lupa vomment, happy reading!
KAMU SEDANG MEMBACA
dear ex
FanfictionRosa Prameswari Oksana , mempunyai mantan yang masih suka perhatian. Iya mantan , tapi masih suka perhatian, super duper perhatian sama dia . Namanya Jeffrey Adelard , si ganteng anak basket yang lesung pipinya suka bikin anak gadis megap megap kesu...