seven

1.5K 205 15
                                    



pelajaran professor snape sudah selesai, nadin segera mengumpulkan perkamennya ke depan. "mengapa kau pakai syal asrama lain?" tanya prof.snape heran melihat syal yang dipakai nadin.

"ah ini professor-" belom selesai nadin menjelaskan sudah dipotong oleh seseorang dibelakangnya. "ia tadi sedikit menggigil professor, makanya potter meminjamkan syalnya" draco menjelaskannya sembari mengumpulkan perkamennya.

"jangan diulangi lagi, biasakan bawa syalmu sendiri" kata professor snape tegas. "baik professor" nadin menunduk lalu berjalan ke tempat duduknya dan mengambil tasnya.

"hari ini kau bersamaku, tidak ada alasan" kata draco menarik tangan nadin keluar menuju danau hitam. "lepaskan, jangan terburu-buru. kaki ku ini masih sakit!" omel nadin memukul tangan draco.

draco melepaskan tangannya beralih dengan menggenggam dan berjalan pelan "maaf, aku lupa" kata draco menyeimbangkan jalannya. "kau bilang apa tadi? maaf? draco lucius malfoy meminta maaf? apa aku tidak salah dengar?" tanya nadin memastikan, yang hanya dijawab deheman oleh draco.

sesampainya di danau hitam, mereka duduk dibawah pohon. "makan" draco memberikan apel hijau. "tidak mau" tolak nadin menyenderkan badannya dipohon.

"makan saja, tidak usah protes" draco menyodorkan apel itu dimulut nadin.
"ck iya, ini bukan apel basi kan?" curiga nadin menatap apel itu.

"aku tidak sejahat itu" jawab draco memandang nadin, "semua orang kan tahunya kau jahat" kata nadin mulai memakannya.

draco mulai memejamkan matanya, menikmati angin yang menerpa wajahnya. nadin melirik draco, memperhatikan setiap inci wajahnya. bisa ganteng juga dia, batin nadin.

"nadin, boleh ku pinjam paha mu sebentar?" tanya draco sembari menguap. "hah? oh-" belum selesai melanjutkan kata-katanya, draco sudah berbaring ditanah dan menjadikan paha nadin sebagai bantal.

draco mengambil tangan kiri nadin, menuntun menuju kepalanya. paham apa yang diminta draco, nadin mengelus rambut draco perlahan."tidur saja, nanti ku bangunkan" ucap nadin seraya manatap draco

sudah hampir menjelang sore, nadin ketiduran, dan mereka berdua membolos 2 mata pelajaran. nadin terbangun merasakan kakinya kram, ia juga kaget ketika melihat jamnya pukul setengah 3.

"draco, bangun. kaki ku kram" kata nadin seraya menepuk pipi draco,ia terbangun, langsung mendudukkan dirinya disebelah nadin. "maaf, aku terlalu lama tidur. apa masi kram? kakimu masih sakit? mau aku pijit?" draco mengulurkan tangannya menuju paha nadin. tidak biasanya ia seperti ini, batin nadin.

"tidak usah, pulang saja. kita ini membolos 2 mata pelajaran karena kau tidur dan aku juga ketiduran" tolak nadin seraya berdiri membersihkan jubah belakangnya

lalu mereka berdua pergi dari danau hitam, berjalan menuju asrama.

─────────𝙨𝙞𝙡𝙡𝙮 𝙜𝙖𝙢𝙚𝙨

tanpa mereka sadari, ada dua orang yang sedari tadi menatapnya tidak percaya.
"menurutmu siapa? malfoy atau si pucey? tidak biasanya bukan nadin akur dengan malfoy?" tanya si lelaki berkacamata.

"entahlah harry, aku juga bingung. tadi pagi pucey, sekarang ia berduaan bersama malfoy. atau mungkin karna mereka satu asrama?" perempuan berambut keriting itu juga sama herannya. "ya bisa jadi, kita pergi saja. sebelum anaknya melihat kita"

harry dan hermione bergegas pergi setelah melihat draco dan nadin sedang membereskan barangnya. di koridor pun mereka berdua masih menggabungkan teori-teori yang ada dikepalanya.

"mione, kau lihat jelas tadi pagi dileher nadin ada banyak love bite bukan? lalu setelah sarapan adrian pucey berterimakasih kepada ku, dan tadi nadin seakan-akan sedang menimang anak kecil yang sedang tidur. apa mungkin. . kau tau maksutku bukan?" tanya harry memastikan hermione.

"ya, aku tau maksut otak mesum mu itu harry. tapi mana mungkin? sehari dua? maksutku, ah sudahlah mungkin nadin memang sedang beruntung saja mendapat dua pria tampan langsung dari slytherin" kata hermione berusaha untuk berpikir positive.

"kau bilang mereka berdua tampan? jelas aku seribu kalo lebih tampan mione" protes harry tak terima. "aku sebagai perempuan juga punya selera, dan menurutku memang mereka berdua tampan kok. kau saja yang iri" kata hermione sesuai kenyataan.

dan berakhir dengan perdebatan kecil, hanya karena harry cemburu sahabatnya itu memuji musuhnya.

─────────𝙨𝙞𝙡𝙡𝙮 𝙜𝙖𝙢𝙚𝙨

draco pov's
sejujurnya aku ini memang merasa bersalah, apalagi melihatnya berjalan, maka dari itu hari ini aku ingin menjaganya, takut nanti dia terpeleset atau semacamnya.

sampai diasrama, aku langsung mengucapkan kata kunci lalu duduk disofa hijau panjang. "draco, mengapa seharian ini kau agak sedikit berbeda?" tanya nadin ikut duduk disebelahku.

"berbeda? t-tidak. aku memang seperti ini, kau saja yang tidak tau" aku menjawab berusaha meyakini, padahal aku hanya beralasan. "apa kau tau mengapa semalam aku ada diasrama laki-laki?" aduh, jawab apa lagi.

"mungkin kau salah masuk kamar" bagus draco, semoga saja dia percaya. "hm, begitu ya. yasuda aku ingin masuk" kata nadin melangkah kakinya menuju kamar perempuan

huftt, untung saja dia percaya. kalau tidak, mati aku. dan sekarang adrian, dimana dia? katanya mau mengawasi nadin, malah menghilang. merepotkan saja.

─────────𝙨𝙞𝙡𝙡𝙮 𝙜𝙖𝙢𝙚𝙨

nadin pov's
aku membanting tubuhku ke kasur, lelah sekali rasanya. mana kaki ku masih agak sakit. keluar asrama ditatap sinis. ada apa sih?. oh ya aku baru ingat, syal harry. aku harus mengembalikannya.

aku berjalan ke cermin besar yang berada dipojok kamar, lalu membuka syal harry.
"ah! apa ini! kenapa ada hickey?" kaget aku menatap pantulan leherku dicermin

"kenapa teriak-teriak nad?" masuk astoria kedalam kamar. "astaga, kau sudah melihatnya?" tanya astoria gugup menutup mulutnya.

"jawab aku tori! siapa yang melakukannya?" tanya aku memaksanya. "su-sungguh aku tidak ingat, semalam aku bersama blaise" jawabnya lalu ia duduk dikasur.

pantas saja aku ditatap sinis, ternyata leherku. tapi aku merasa kalau aku tidak pernah melakukannya, bercumbu saja tidak pernah.

ah sudahlah, beruntung harry meminjamkan syal nya. kalau tidak, bisa-bisa aku dijadikan bahan gosip sehogwarts.

aku berjalan ke meja disebelah kasur, meraih syalku dan beranjak pergi untuk mengembalikan syal harry. "memalukan" gumamku sendiri.

─────────𝙨𝙞𝙡𝙡𝙮 𝙜𝙖𝙢𝙚𝙨

𝐓𝐑𝐔𝐓𝐇 𝐎𝐑 𝐃𝐀𝐑𝐄  |  𝐃𝐫𝐚𝐜𝐨-𝐀𝐝𝐫𝐢𝐚𝐧 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang