Sugawara berjalan menuju atap... tempat ia dan kedua teman seangkatannya biasanya berkumpul untuk makan siang bersama, hanya saja personil mereka saat ini bertambah dengan Kiyoko yang diajak oleh Sugawara dan Daichi untuk makan siang bersama. hari adalah hari kelulusan mereka, mereka resmi lulus dari SMA Karasuno. setelah mereka menerima sertifikat, pidato, tanda tangan dan mengucapkan salam perpisahan pada kouhai, terutama pada klub voli yang mereka cintai.
mereka memutuskan untuk tinggal lebih lama di sekolah dan berbincang seputar 3 tahun yang mereka jalani di Karasuno, semuanya indah mereka menikmati semuanya sambil tertawa, Sugawara tau ini hal terakhir yang sangat berharga... mereka akan jarang seperti ini lagi setelah lulus nanti, maka dari itu Sugawara menikmati-nya, meski pikirannya saat ini penuh dengan rencana-nya...
Ya, Sugawara akan menyatakan perasaan hari ini setelah mereka berbincang di atap... tak heran jika ditengah perbincangan mereka Sugawara sedikit melamun dan terkadang salting saat Daichi mengajaknya bicara, Sugawara menepuk pipinya kasar "ayolah Koushi! pikirkan saja nanti sialan" umpatnya dalam hati, dan dengan terpaksa dan perasaan yang campur aduk ia kembali berbincang dengan ketiga teman seangkatannya...
~~~
Seluruh murid Karasuno tampaknya sudah pulang kerumah masing-masing terutama para kouhai kelas 1 dan 2, Sugawara menghembuskan nafasnya, kemudian berusaha menenangkan dirinya dan kemudian melambaikan tangan mengucap salam perpisahan kepada kedua temannya Asahi dan Kiyoko yang memutuskan pulang lebih awal...
tersisa Daichi dan Sugawara, dan mungkin teman seangkatan lainnya yang masih belum pulang sama seperti mereka, Sugawara memandangi Daichi mencari waktu dan suasana yang tepat, lagipula beruntungnya Daichi mengajaknya untuk tinggal lebih lama dan berkeliling berdua di sekolah. dan tentunya Sugawara tak mensia-siakannya. Sugawara memutuskan mengikuti Daichi terlebih dahulu, menelusuri setiap koridor sekolah yang saat ini tak terlalu ramai karena hari sudah mulai senja dan para siswa sebagian besar pulang.
"hei Suga! kemari!" seru Daichi sambil melambaikan tangannya menyuruh Suga untuk berdiri di sampingnya. sebuah kelas kosong alias kelas mereka, tempat yang memiliki beribu kenangan setelah ruang klub mereka, "Suatu hari saat aku kembali kesini dengan seragam polisi... aku berjanji akan mengajakmu, Asahi, dan Shimizu" seru Daichi sambil memandangi setiap sudut kelas. disisi lain Sugawara yang hanya melamun ia sangat khawatir ia benar-benar akan berpisah dengan sang mantan kapten Karasuno itu. dadanya sesak, ia ingin menangis rasanya selain karena ia tak bisa bermain voli bersama teman-teman klub-nya lagi, ia akan jarang bertemu dengan Asahi, Kiyoko, terutama Daichi, "Daichi... kau hebat ya... "
"hebat? bagaimana?"
"kau itu kuat... saat pertandingan terakhir kita pun... kau dengan mudahnya mengembalikan suasana... sedangkan aku... aku malah memperburuk"
"tidak begitu Suga... semua orang terkadang salah paham... justru berkat kata-katamu saat kau bilang 'masih ada tahun depan' aku semakin mempercayai para kouhai-ku untuk berkembang"
iris Kuning Sugawara melebar, ia menatap sang mantan kapten disebelahnya yang saat ini sedang tersenyum padanya. perasaan apa ini? campur aduk... aku tak tahu, apakah ini saatnya? aku ingin mengatakannya tapi...
"arigato Daichi"
apakah kukatakan sekarang? apakah aku akan berhasil?
"haha tak masalah suga"
apakah sekarang? tapi...
"D-daichi... aku.. s-s suka-"
Pip pip!
Suara berasal dari kantung Daichi yang tak lain adalah ponselnya, terlihat dilayar notifikasi-nya beberapa pesan belum terbaca, Sugawara menekuk mukanya padahal ia baru saja hendak mengatakannya, tapi ya tak apa ia bisa melakukannya setelah Daichi membalas pesannya, tapi sayangnya niatnya itu urung takkala Daichi buru-buru memasukkan ponsel-nya kembali ke kantung, kemudian mengatakan, "aku harus ke lapangan belakang ya Suga... tunggu disini saja sebentar tidak apa kan?"
Suga mengangguk ya meski itu agak membuatnya kecewa, toh Daichi akan kembali lagi. singkat cerita Sugawara duduk di salah satu bangku di kelas itu, Daichi bilang tak akan lama, namun hal itu tak benar, hampir sekitar 25 menit ia menunggu dan langit berubah gelap beberapa menit lagi ia juga harus segera pulang dan makan. Sugawara memutuskan berkeliling sekolah mencari Daichi, pertama-tama di halaman belakang, tapi disana tak ada, kemudian di gym, dan hasilnya sama tak ada. Sugawara berkeliling, mencarinya di setiap sudut sekolah namun hasilnya sama.. ia tak menemukannya.
tapi ada satu tempat yang ia belum ia kunjungi... atap sekolah, ya benar! Sugawara dengan tersenyum berlari menuju tangga dan menyusuri setiap anak tangga, namun saat sampai dia pintu atap, pintu itu terlihat sedikit terbuka menyisakan sedikit celah yang Suga hendak membukanya lebih lebar... namun niatnya urung takkala mendengar suara yang sangat familiar di telinganya. siapa lagi kalau bukan Daichi namun kali ini yang membuat Sugawara terkejut, suara itu diiringi oleh tawa seorang gadis yang sangat familiar di matanya.
"Michimiya... kau menikmatinya?" seru Daichi sambil menatap lekat perempuan disampingnya itu. Michimiya membalasnya dengan senyuman dan anggukan. Sugawara mengintip sedikit melewati celah pintu yang sedikit terbuka itu matanya tak teralihkan oleh kedua sosok yang sedang bergandengan tangan di depannya. "Michimiya... aku mencintai-mu" seru Daichi sambil mempererat genggaman tangannya. "aku juga... aku ingin selalu didekatmu Daichi... jangan tinggalkan diriku"
'cup'
Daichi mengecup dahi perempuan bersurai coklat pendek di depannya itu, "tentu saja, aku berjanji takkan meninggalkanmu" serunya sambil tersenyum... ada sesuatu yang saat ini dirasakan Sugawara... rasa sesak, sakit, namun ia tak bisa bereaksi, matanya masih fokus pada sepasang kekasih itu. ia ingin menangis saat itu juga namun air matanya tertahan. dan saat itu juga ia memilih berlari menuju keluar sekolah.
Sugawara menulusuri jalanan yang sepi, memang benar saat itu matahari sudah terbenam sepenuhnya, ia berlari dan berlari tak tahu arah, entah apa yang ia pikirkan perasaannya saat ini tak beraturan. ia ingin menangis tapi tak bisa, ah... ini sangat menyiksanya! sampai akhirnya ia berhenti di sebuah bangku dekat perempatan jalan, duduk pasrah, dan akhirnya yang paling ia tunggu ia bisa mengeluarkan air matanya.
"AAAAA" Sugawara tak segan mengeluarkan suaranya yang serak... saat itu suasana sepi tak ada orang berlalulalang. ia menunduk menatap tangannya yang saling mengenggam, ia tak tahu harus bagaimana.
apa ini? aku bodoh!
sakit sekali, sialan ini sangat sakit...
aku benci perasaan ini, harusnya aku tak memilikinya
aku ingin pergi...
aku ingin--
.
.
.
"Suga-chan?"
~TBC~

KAMU SEDANG MEMBACA
Call my Name (Oisuga)
FanfictionBagaimana jika seseorang yang sangat kau cintai perlahan menjauh? rasa sakit yang kurasakan benar-benar nyata, membuatku depresi, dan pergi untuk sementara waktu... entah sampai kapan aku bisa melupakan namanya... . . . hingga seseorang mengisi rua...