~/5/~

1.2K 151 39
                                    

Patah hati... mungkin itu yang dialami diriku saat ini, sakit, sesak aku benar benar frustasi. tak peduli sedingin apa hembusan angin malam saat ini, tapi aku tetap merasakan panas di sekujur tubuh. Tidak! Bukannya aku tidak terima dengan semua ini, aku tidak ingin egois lagipula dia juga berhak menentukan pasangannya. Iya... bukannya aku tidak terima, hanya saja... aku sedih, kecewa, atau apalah itu yang jelas aku frustasi.

Suara tawa Daichi dengan Michimiya seakan terus terdengar di telingaku, begitu pula dengan pandanganku yang terus membayang senyuman Daichi. Semuanya Daichi...

Daichi..

.

.

.

Dai---

"Suga-chan?"

O... Oikawa...

Sugawara refleks menoleh ke arah sumber suara. terlihat pemuda bersurai coklat mengenakan jaket dan sepatu larinya dengan kedua headset disisi telinga yang ia lepas. "kau Suga-chan dari Karasuno kan?" tanya seorang mantan setter Aoba Johsai itu. Sugawara menunduk menghiraukan pertanyaan khawatir dari pemuda bersurai coklat tersebut. "kenapa kau ada disini? Oikawa Tooru" dingin Sugawara tanpa memperhatikan Oikawa.

"jogging hehe" singkat Oikawa sambil memasang senyumnya. Sugawara tak bereaksi ia sibuk menunduk memainkan tangannya yang saling menggenggam, dingin? tentu saja karena ini baru memasuki awal musim semi sisa-sisa salju masih terlihat di daerahnya. "Sugawara-chan kenapa kau murung? seperti bukan dirimu saja" tanya Oikawa sambil sedikit berjongkok hingga ia bisa melihat wajah pucat Suga.

Sugawara menenuk bibirnya, sungguh ia benar-benar ingin sendirian saat ini. Kenapa disaat seperti ini ada seorang yang membuatnya mengingat pertandingan interhigh sebelumnya. Sungguh ia ingin pergi, tapi karena tubuhnya kelelahan setelah berlarian sebelumnya ia memutuskan untuk tetap duduk di bangku perempatan jalan, tapi Sugawara sedikit memperhitungkan pertanyaan Oikawa sebelumnya 'seperti bukan dirinya?'

Memang selama ini Oikawa tahu apa tentangnya? Sekolah mereka berbeda, mereka baru bertemu saat berada di interhigh, itupun mereka tak mengobrol sepatah kata pun. "kau... memangnya kau tahu apa tentang diriku?" Sugawara menatap Oikawa. pemuda bersurai coklat tersebut terkikik pelan dan tersenyum kepada Sugawara. "karena Sawayaka-kun itu selalu tersenyum dan tenang" Sugawara memiringkan kepalanya, menatap heran Oikawa yang asyik memandangi langit malam

"apa maksudmu Sawayaka?" Sugawara menekuk mukanya, menatap Oikawa penasaran entah mengapa pemuda ini membuatnya kembali bertanya beberapa kali. "Sawayaka... nama yang kubuat dan sangat cocok dengan Suga-chan yang tenang dan selalu membuat suasana menjadi hangat" Sawayaka? Sugawara masih menelan semua kata-kata Oikawa. tenang dan membuat suasana menjadi hangat... Suga rasa itu sama sekali bukan dirinya, ia masih ingat di pertandingan terakhir lalu ia membuat suasana tim-nya memburuk.

entah mengapa Sugawara berpikir seharusnya Daichi yang pantas menerima julukan itu. Sugawara tertunduk tak merespon Oikawa, butiran salju yang masih terlihat di trotoar di bawahnya perlahan basah. tetes air perlahan menimpa sisa butiran salju itu, bukan... bukan hujan... Sugawara menangis sambil menunduk memperhatikan sisa salju itu. 

Daichi... lagi-lagi Daichi.... kenapa harus Daichi? aku benci ini..... aku ingin menghilang

"Suga-chan.... beritahu saja padaku apa yang terjadi"

"bukan urusanmu Oikawa!"

"Suga-chan! jika kau memang ingin mengeluarkannya, maka jangan menahan semua!"

"hiks... hiks... D-Daichi-"

~*

Oikawa memeluk pemuda bersurai abu di depannya itu. disisi lain Sugawara membalas pelukannya erat sambil mengeluarkan tangisannya. "Sawamura-kun.... ada apa dengannya?" tanya Oikawa lembut sambil perlahan mengelus punggung Suga dengan hati-hati. "dia... memiliki kekasih... memang aku sangat senang melihat itu, tapi... hatiku sakit"

Call my Name (Oisuga)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang