05 - sunset

201 33 14
                                    

Setelah beberapa menit kemudian perjalanan, akhirnya mereka sampai di pantai ancol😒

Ilham dan reisya pun mampir ke supermarket terlebih dahulu untuk membeli snack.
Setelah memilih milih jajanan untuk di beli, reisya merasa bahwa uangnya tertinggal di rumah, karna ia membawa uang ke sekolah hanya sedikit, padahal ia dikash uang bekal banyak dari ayahnya.

"Ham.." reisya ragu-ragu untuk bilang yang sebenarnya.

"Iya kenapa?" Ucap ilham sambil menatap ke mukanya.

"Hem, apa tidak terlalu banyak kita membelinya? Aku tidak ada uang" reisya menundukkan kepalanya setelah mengatakan itu.

"Hei tidak apa apa, aku yang bayar, tenang aja kalo gak habis bawa kamu pulang aja" ucap ilham sambil mengangkat dagu reisya, lalu menatapnya dalam.

"Ih iya iya,jangan narik dagu aku ah, diliatin orang-!" Reisya pun langsung menepis tangan ilham lalu melihat sekitarnya, terlihat orang orang yang ada didalam supermarket melihat mereka lalu berbisik bisik.

"Hahahaha kamu ini sangat lucu" ilham pun tertawa karna melihat pipi reisya yang terlihat memerah.

Setelah mereka membayarnya, ilham menuju gajebo yang sudah di sewa oleh supirnya, kok bisa sudah disewa? Yaiyalah ilham gitu apa sih yang gak bisa, umur segitu ia bisa mendapatkan uang dengan membantu ayahnya bekerja paruh waktu dikantor.
Nah, bukan berarti ilham meminta duit dari bapaknya ye-!
Dikasih sih dikasih tapi kan ia terlalu gak enakan orangnya.

Di gazebo ilham dan reisya menikmati pemandangan pantai yang tampak sepi karna sudah mulai sore.

"Rei"
"Ilham"

"Tidak tidak kamu duluan saja, mau ngomong apa?"

"Nggak kamu dulu aja"

"Ladies first" ucap ilham lembut dengan menatap dirinya yang menahan malu.

"Hem, ga jadi deh"

"Nande?!"

"Ha?"

"Eh maksudnya kenapa?"

"Gapapa, btw dah bilang belum ke ortu lu, kalo lu ke ancol? Pasti ortu lu nyariin"

"Owh iya belum, bentar aku kabarin dulu"

Dan ya ternyata banyak notif dari mamahnya masuk ke hp nya yang ber merek apel digigit itu, reisya kaget karna hp nya adalah hp keluaran terbaru, baru dirilis lagi, sedangkan hp nya dia apaan? Dia mikir, mengapa ilham bisa beli ntu hp. (Yaiyalah bisa njir, rang kaya)

Sambungan telfon on

'Assalamualaikum okasan'

'Wa'alaikumussalam, kamu ini kemana? Udah mau malem kamu belum balik?'

'Ilham lagi di ancol ama temen, lagi mau liat sunset bentar abis itu pulang'

'Awas ya kalo pulang malem, gak bakal okasan buka pintunya'

'Ihhh jangan! Iya iya bentar doang kok'

'Yaudah eh bentar temen kamu cewek apa cowok?'

'Cewek san'

'Auw, mas denger nih si ilham dah ada pacar'

'Okasan ah! Gak kok, cuman kebetulan doang, Yaudah ilham tutup ya telfon nya assalamualaikum'

Sambungan telfon off

Sambungan telfon pun dimatikan sepihak oleh ilham.

"Eh gimana kalo sambil ngelukis?" Tawar ilham sambil memasukkan keripik pisang ke mulutnya.

"Boleh, tapi kan gak ada yang jual peralatan ngelukis disini ham"

"Bentar, pak ujang!"

"Iya ada apa den?"

"Tolong ambilin box biru yang di mobil" ucap ilham dengan sopan

"Baik den" mang ujang pun segera mengambil box yang di bilang ilham tadi. Letak box nya agak susah digapai mang ujang karna ada di sela bawah kursi belakang mobil, setelah menemukan nya mang ujang langsung ke gazebo yang di tempatin oleh anak majikan nya.

"Ini den" ucap mang ujang lalu menyerahkan box nya.

"Arigatou mang!"
"Nih aku bawa, aku selalu bawa di mobil" ucap ilham sambil membuka box nya yang lumayan besar ukuran nya.

"Kamu ngapain bawa bawa beginian?" Tanya reisya sambil melihat box nya, reisya awalnya agak syok karna yang ada di dalam box sangat banyak perlengkapannya, selain itu sudah reisya duga alatnya brand ternama semua.

"Aku kalo gabut suka ngelukis, jadi okasan ama otosan boleh in aku bawa ini kemana aja, maaf ya cara bicaraku terlalu formal" ucapnya sambil menyiapkan cat dan kuas.

"Tenang, santai aja, gpp kok" reisya langsung mengambil kanvas kecil yang masih belum terpoles cat.

"Kamu bisa ngelukis?"

Author pov end

***

Ilham pov

"Gak juga sih, aku gak mahir dalam bidang kesenian" ucapnya lalu melihatku dengan tatapan sendu

"Yaudah, mau aku ajarin gak?"

Lalu dengan senang hati ia menerima tawaran ku untuk mengajarinya melukis.

"Mau ngelukis pantai aja ya biar gampang" lalu diangguki olehnya

Setelah itu aku memegang tangan kanan nya yang memegang kuas, lalu menggores kanvas dengan kuas yang sudah dibaluri cat bulunya.

Beberapa menit kemudian

"Alhamdulillah udah selesai, gimana gampang kan?" Tanyaku sambil membereskan alat alat lukis ke dalam box.

"Iya gampang banget! Bagus lagi hasilnya! Pinter banget kamu ngelukisnya!" Jawab nya antusias, lalu memfoto hasil lukisan nya dengan handphone nya.

"Itu nanti kamu bawa pulang aja, pajang di dinding, buat kenang-kenangan kalo kamu bisa ngelukis" ucap ku dengan sedikit kekehan di akhir.

"Ih kok lu tau sih! Gak asik ah!" Ia pun menggembungkan pipinya!

Ya tuhan kenapa gemes banget sih ciptaan mu satu ini!

Dengan cepat aku membuka camera di handphone lalu memfotokan mukanya yang pipinya sedang menggembung seperti ikan buntal, canda buntal.

"IH NGAPAIN DI PAP SIH!!!!!!!!!" ucap nya marah kepadaku, sungguh sangat lucu tingkahnya saat marah seperti ini.

"Kamu tuh lucu banget sih! Pen di uwel uwel tadi pipinya, bai de wai bentar, pap apaan?"

"Pap itu foto, tapi bahasa jaman sekarang itu teh"

"Owh, eh tu liat sunsetnya cantik banget kayak kamu!"

CUKUP WOI INI TERLALU UWU BUAT JOMBLONERSSSS

"ah bisa aja" pipinya pun memerah, membuatku senang tak kepalang aw

Tbc.

Hai! Makasih dah mau baca ya! Maaf updatenya lama banget:( dan part ini dikit:(. Jangan lupa vote and comment nya ya! Sebelum vote, follow akun author dulu dong! Hehe cukup aja deh ngebacot nya:) Arigatôu!

Senja dan Kuas || Alsand (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang