12: In The Soop: Pause

415 81 47
                                    

Taehyun dan Yeonjun sepakat untuk tidak memberitahukan yang lain soal hilangnya Sunghoon. Tidak mau membuat yang lain takut. Begitu mereka sudah agak dalam, mereka pun berjalan lebih santai. Agar tidak terlalu tegang, Jay beberapa kali melemparkan tebak-tebakan.

"Tahu, tahu apa yang paling besar?" Tanya Jay.

"Tahu isi sumedang." Balas Soobin.

Jay sebal karena pertanyaannya dijawab terlalu cepat. Ia pun mencari tebak-tebakan yang lain. "Permen, permen apa yang paling besar?"

"Candy Borobudur." Lagi-lagi, Soobin yang membalas.

Jay semakin merengut. "Kok ta-"

"Di perpus ada buku kumpulan tebak-tebakan. Ya udah aku baca." Jawab Soobin. Bahkan ketika pertanyaannya belum selesai.

Sunoo tertawa. "Kayaknya semua buku di perpus beneran dibaca ya, bang?" Tanyanya.

Soobin terkekeh. "Iya, dong. Bahkan ada buku panduan ternak lele yang sukses. Aku baca juga."

Yeonjun tertawa. "Aneh lu, Bin."

Setelah setengah jalan, mereka memutuskan untuk berhenti dan beristirahat. Semuanya duduk menyender pohon. Taehyun pun sudah tak kuat menggendong Yeonjun. Ia pun membaringkan Yeonjun di tanah. Jay mengurut pinggangnya.

"AKKKKKHH-" Jay langsung menutup mulut Yeonjun yang teriak kesakitan. Untuk mengurangi rasa sakitnya, Yeonjun menggigit tangan Jay. Bukannya berkurang, Yeonjun malah kepahitan sendiri karena tangan Jay penuh minyak urut. "Hyun. Lu gak bisa nyembuhin gue pake sihir, apa?" Tanya Yeonjun.

"Bang, aku penyihir, bukan anak PMR." Balas Taehyun.

Sunoo memegangi perutnya sendiri. Keroncongan. "Laper..." Ucapnya.

Soobin mengeluarkan sebungkus ramyeon dari tas ranselnya. Diopernya ramyeon itu kepada Sunoo. "Nih, makan aja."

Sunoo tersenyum senang. "Makasih, bang!" Ucapnya.

Hueningkai merisleting jaketnya sampai atas. Tetapi, ia masih kedinginan. "Brrrr dingin."

Heeseung terkekeh iba melihat Hueningkai kedinginan. "Kasian banget, sih."

Jake berdiri dari tempat duduknya. "Perlu bikin api unggun, gak?" Tanyanya.

Semuany menengok ke arah Yeonjun. Menunggu jawaban. Sayangnya, Yeonjun sedang sibuk sendiri menahan rasa sakit. Ia, Taehyun, dan Jay tidak mendengar pertanyaan Jake. Soobin pun mewakili. "Boleh, deh. Aku bawa korek. Kamu sama Heeseung yang cari ranting-ranting, ya. Jangan jauh-jauh. Di sekitar sini kan banyak." Perintahnya. Trauma akan kehilangan Beomgyu.

"Oke, bang!" Jake menarik tangan Heeseung. Benar kata Soobin. Untung saja di dekat mereka ada ranting-ranting. Selagi mengumpulkan ranting, Jake tak pernah melepaskan tangannya dari Heeseung.

Heeseung tertawa. "Sumpah, Jake. Kita cuma semeter lebih jauh dari mereka." Ia menepis tangan Jake dari dirinya:

"Tapi tetep ajaaa. Seremmm." Bukannya melepaskan diri, Jake malah semakin menempel pada Heeseung.

Heeseung hanya pasrah. Maklum saja. Dari antara mereka semua, Jakelah yang paling jarang keluar. Tak lama, mereka kembali dengan beberapa ranting. Diserahkannya ranting-ranting itu pada Soobin.

"Thank you." Ucapnya. Dengan bantuan Jake dan Heeseung, Soobin berhasil menyalakan api unggun.

Akhirnya, Jay dan Taehyun selesai mengurusi Yeonjun. Sambil menunggu Yeonjun sedikit pulih, mereka terus duduk di situ. Mengisi ulang energi. Hueningkai merebahkan kepalanya di pangkuan Soobin. Jay dan Jake berbagi sebungkus ramyeon. Mereka memakannya mentah-mentah.

LET'S RUN AWAY FOR OUR LIVESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang