0.7 Keputusan

5 1 0
                                    

Anna baru saja memasuki pekarangan rumah setelah memutuskan untuk berbelanja bulanan kebutuhan rumah, dan dia mendapati wanita paruh baya tengah duduk dikursi yang ada diteras rumah. Wanita paruh baya itu tersenyum melihat kearah menantunya itu. Ibu Hanbin memeluk Anna setelah menantunya itu meletakkan barang belanjaannya di lantai.

"Eomma sudah menunggu lama?" Tanya-nya pada ibu mertuanya itu. Karena merasa tidak nyaman membuat ibunya itu menunggu.

Ibu Hanbin tersenyum hangat,dan menggeleng kemudian.

"Eomma baru saja datang beberapa menit yang lalu.."

Anna membuka pintu rumah dan meminta wanita paruh baya itu masuk kedalam rumah.

"Seharusnya eomma menelfonku atau Hanbin-nie tadi"Ujarnya merasa bersalah membiarkan wanita paruh baya itu mennunggu.

Nyonya Kim tertawa kecil, menantunya sudah memiliki nama panggilan yang manis untuk anak laki-lakinya itu. Anna mengernyit bingung, ibu mertuanya ini sedang menertawakan apa?. Sampai dia mengalihkan pandangangannya menelusuri seluruh tubuhnya, barangkali ada yang salah sampai ibunya itu tertawa.

"Eomma senang jika kalian semakin dekat.." Ucap wanita paruh baya ini yang sekarang sudah mulia duduk dikursi yang berada di meja makan itu.

Anna hanya tersenyum malu-malu, sejujurnya mereka tidak dekat. Hanya terkadang mereka sesekali mengobrol ketika selesai makan malam atau selelsai sarapan pagi. Itu saja. Dan dia tidak sedekat itu.

"Eomma sudah menelfon suamimu, memintanya kembali kerumah.."Anna mengangguk menanggapi ibunya itu.

"Eomma ingin minum apa, akan kubuatkan" Tawar Anna sopan.

"Kita makan siang bersama hari ini ya?, sejujurnya ada yang ingin ibu bicarakan padamu dan suamimu" Astaga!! Bagaimana Anna bisa lupa, ibunya datang kerumah mereka pasti memiliki tujuan.

"Duduklah" Perintah Wanita itu dan Anna menurutinya. Anna duduk disebelah Ibu mertuanya itu, dia gugup sekarang.

Nyonya Kim meraih tangan wanita yang menjadi istri dari anaknya itu dan mengusap punggung tangan itu lembut.

"Apa hanbin ada menyakitimu?"Tanya-nya lembut.

Anna spontan saja menggeleng cepat, walaupun lelaki itu memang lebih sering menyebalkan tetapi dia suka dengan cara lelaki itu memperlakukannya.

Ibu Hanbin tersenyum kemudian.

"Apa kau bahagia menikah dengan Hanbin?" Anna menundukkan kepanya dan terdiam, dia bingung harus menjawab apa sekarang, jika dikatakan bahagia sejujurnya dia benar-benar bahagia karena memiliki ibu mertua seperti ibu Hanbin dan akhirnya Anna mengangguk lagi.

"Eomma harap dirimu tidak sedang membohongi eomma".

"Membohongi apa?"Potong Hanbin yang baru saja datang dan mulai berjalan kearah dua wanita itu.

Nyonya Kim dan Anna langsung mengalihkan pandangannya ke laki-laki yang baru saja masuk itu.

"Ini urusan Eomma dan anak eomma, jadi kau tidak perlu tahu"Ucap nyonya Kim yang membuat Laki-laki itu mendengus. Sebenarnya anaknya itu siapa?.

Hanbin duduk disebelah kiri ibunya dan kemudian mengambil buah apel yang memang Anna letakkan diatas meja dan memakannya. Hanbin merintih dan menatap ibunya kesal.

"Kenapa Eomma memukulku?" Tanya-nya yang sudah menatap kesal kearah ibunya itu.

"Bukankah seharusnya kau mengecup kening istrimu?"Ujar nyonya Kim yang tidak kalah kesal sekarang. Bagaimana bisa dia melahirkan anak yang seperti ini?.

Apology | Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang