Nasi Tumpeng

6 1 0
                                    

"Amiin,,amiin ya rabbal alamin" Pak Surya guru olahraga rekan kerja disekolah Bu Nayla mengakhiri doanya.

"Mari,mari silahkan dimakan nasi tumpengnya" Bu Nayla menawarkan Nasi Tumpeng bikinan mamanya yang barusan diantarkan Mas Al kesekolah.

Semua guru-guru berkeliling masih terdiam bingung. Bu Mirna nyeletuk "Dalam rangka apa Nay,kamu ulangtahun ya" 

Bu Nayla menggeleng pelan, dilihatnya Bu Chandra,kepala sekolah nya menatap nya dengan senyum tipis dan airmata yang tertahan, " Silahkan Bu Nayla,kamu ambil potongan pertama" Bu Chandra pun mulai mencairkan suasana. Lalu Bu Nayla memotong tumpengnya dan potongan pertama diberikan nya untuk Bu Chandra.

"Ini bu,tumpeng pertama speciak untuk ibu" Nayla tak bisa lagi menahan airmatanya, ya Nayla memang guru paling muda dan cengeng disekolah itu. Setelah sekian lama memendam akhirnya hari ini pecah juga.

"Eh,kok nangis ada apa nih" Bu Laila menimpali,diikuti tatapan heran para guru yang lain.

"Coba liat ini" Bu Chandra memberikan selembar map yang kemudian langsung direbut Bu Laila karena penasaran

"Aku liat,ada apa sih" Sahut Bu Mirna kepo.

"SK MUTASI atas nama Nayla Rahmadewi,S.Pd"

"APA???!!!!" Seru Bu Laila dan Bu Mirna berbarengan. 

"Iya.. terimakasih ya atas selama ini kalian adalah rekan kerja terbaik yang pernah saya miliki, mohon maaf jika selama saya ada disini saya ada salah-salah khilaf perkataan dan perbuatan,sekali lagi minta maaf minta ridha, Bu Chandra maaf ya" Nayla menatap Bu Chandra.

Bu Chandra tersenyum sambil mengangguk

"Kenapa Nay,kenapa??? kenapa mendadak begini" Bu Mirna yang paling kaget.

"Kamu kemana sih pindahnya" Bu Laila bertanya,agak sinis memang ekspresinya.

"Yah,terus aku dibiarkan kerja sendiri ya Nay menghandle semuanya ,kamu jahat Nay" Pak Surya guru yang seumuran dengan Nayla menimpali.

Nayla hanya tersenyum, bingung dia berkata apa. Pikirannya berkecamuk. Dia tau ini resiko yang harus dijalani nya ketika dia memutuskan mutasi. Tapi ini adalah pilihannya. "Bismillah,semoga pilihanku di ridhai Allah" Gumam Nayla. Tapi bagaimanapun sikap mereka yang tidak mengenakan hati Nayla ikhlas dan memaafkan, bukankah memaafkan itu sebenarnya adalah cara untuk mendamaikan diri sendiri. "Aku datang kesini baik-baik,aku keluar dari sini juga harus baik-baik, aku harus tetap baik pokoknya" Batin Nayla berprinsip.

"Ayo silahkan dimakan, mama sudah cape-cape bikin masa ga dimakan" Nayla berusaha membuat suasana terlihat santai.

Guru-guru pun mulai menyantap nasi tumpeng yang dibawa Nayla. Terlihat sedikit kekecewaan di gurat wajah Bu Chandra. Nayla tau, Bu Chandra kecewa bukan karena keputusan pindah Nayla tapi karena tau kemana setelah ini Nayla bertugas yaitu di sekolah Pak Hanif. "Tapi ya sudahlah,aku harus tetap baik sama mereka" Nayla terus mempositifkan pikirannya.

Jam demi jam berlalu, sudah jam 14.00 menandakan waktu pulang para guru-guru. Bu Nayla sebelum pulang menyalami dan memeluk guru perempuan satu persatu, termasuk Bu Chandra. "Bu Maaf ya,minta rela ya" Nayla berbisik. 

Dinyalakannya mesin motornya, kebetulan hari itu Chila tidak ikut kesekolah karena menginap dirumah neneknya. Sesampainya dirumah dilihatnya ada mobil hitam juga ada beberpa motor terparkir "hah itu kan motor mama,wah mama datang kerumah gak bilang2" langsung segera Nayla membuka pintu rumahnya yang terlihat sepi sih

"SUPRISEEEEEEEE!!!!" Teriak mas Al,mama,abah , chila, dan ada juga Pak Hanif dan ada juga Bu Mia beserta suaminya Pak Hendra.

"Wah kok ramee semua berkumpul disini " Bingung heran Nayla karena dirumah juga ada Pak Hanif dan Bu Mia.

"Aku yang mengundang Pak Hanif, aku beritahukan kalau SK Mutasi kamu sudah keluar" Kata Mas Al'

"Iya bu, selamata ya. kebetulan saya ,bu Mia dan Hendra pulang dari sekolah kan melewati komplek rumah kamu ya kami mampir saja.

"Kebetulan banget,lagi lapar hehe" Ucap Pak Hendra sambil membenarkan kacamatanya.

Nayla pun memeluk Mia " MasyaAllah akhirnya kita berkumpul lagi ya satu tempat kerja" ucap Mia dengan senang.

"Ayo silahkan sini monggo, mama bikin nasi kuning tumpeng nih, ayo dimakan" Mama Nayla mempersilahkan mereka, rupanya mamanya Nayla bikin nasi tumpengnya dua,satu buat disekolah satu buat dirumah ya buat suprise

"Pak Hanif baca doa ya" Pinta Bu Nayla.

Pak Hanif pun mulai membacakan doa, terlihat semuanya bahagia. Begitu juga Nayla, inilah lingkungan kekeluargaan yang sangat dirindukan Nayla selama ini. Allah Maha Baik dengan segala SkenarioNya. Alhamdullilah Barakallah.

TAMAT

Catatan Harian Bu NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang