chap 23 : lebih indah dari rembulan

10K 769 220
                                    

Gue yang kesel karna Win yang tiba-tiba nongol pun marahin dia. "Ngapain sih lo disini?! Buntutin gue?"

"Pede! Gue juga habis pipis." Win jalan ngelewatin gue gitu aja. "Mau kemana lo?!" Tanya gue.

"Mau balik lah! Muneg liat muka lo!"

Benci amat sama gue. Dia pikir gue juga seneng liat muka dia? Cih.

(Srakk srak)

Semak-semak di belakang gue bersuara. Apaan tuh? J-jangan-jangan setan??

"W-win tu-tungguuuu!!!"

.

.

.

.

________________________________________

[Win Pov]

Ngga kerasa, hari udah semakin gelap aja. Hembusan angin malam yang dingin, suara jangkrik nyaring, huhh suasana hutan banget.

Ya emang di hutan.

Gue, Siwi, Jeje, dan Khao jalan menyusuri hutan. Dengan cuma mengandalkan satu senter yang gue bawa, dan selembar peta petunjuk yang di bawa Mix. Satu kelompok cuma di kasih satu.

(Kraakk)

"Apaan tuh!?" Gue panik mendengar suara-suara aneh. Tau sendiri kan gue penakut.

"Cuma ranting pohon patah Win." Kata Khao.

(Kurr kurr)

"A-apa lagi itu.. ahhh!?" Gue lihat sepasang mata kuning nyala di atas pohon. "Hantuu.. mamak.." Gue sembunyiin muka gue di belakang Mix.

"Itu burung hantu Win. Lo jangan mikir yang enggak-enggak dong, di hutan lho nih." Sahut Mix.

Mana bisa gue ngga mikir yang aneh-aneh. Disini gelap, sunyi, dan lagi cuma ada kita berempat. Gue takut kalo ada yang sentil-sentil kaki gue, atau niup leher gue. Aaahh!

"Tau nggak guys," Jeje bisik bisik.

"Apaan?" Semua nyimak kalimat dia.

"Gue pernah di ceritain sama kakek gue. Waktu dia kecil, dia sama temen-temennya kan lagi main. Terus tiba-tiba ada cewe cantik gitu tanya alamat."

"..."

"Cewe itu pake baju warna merah, dia cantiikk banget. Parfumnya wangi bunga melati. Tapi mukanya pucet.."

"..."

"Udah tu ya di kasih tau, kakek gue sama temen-temen nya nunjukin jalan nya. Ehh.. pas balik badan, ceweknya udah ngga ada. Terus ujug ujug mereka sampe di kuburan."

"Aaaaa bangsat sengaja kan lo nakutin gue!" Gue pegangan erat ke Mix. Huhu jadi tambah merinding kan gue.

"Mana ada! Kakek lo kan rumahnya di Jogja. Buat buat lo critanya keliatan banget." Ujar Khao.

"Ahhh ngga seru lo. Ketauan kan." Jeje kesal karna Khao bocorin kebohongannya.

"Mau beneran atau ngga kek, gue tetep takut njing!"

"Hashh udah udah! Jangan nambah-nambahin perkara. Berdoa aja biar cepet nyampe!" Siwi yang kesel lihat keributan kita.

Udara yang dingin, dan ketakutan yang semakin menyelimuti tubuh gue, membuat kandung kemih gue terasa penuh. Hooiihh.. harus sekarang apa?!

"Siw,"

"Apa?"

"Kebelet pipis."

"Yaudah sana pipis."

Sex Friend • Brightwin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang