Chapter 5 ~ Warteg bebek

103 29 14
                                    

Sebuah tangan meluncur dipunggung Cila.
"Jangan sentuh gue! Pergi sana! Pergi!"

"Gue ga makan lu" Ujar seseorang dengan nada datar.

Cila mengenal suara itu. Ia mendongakkan kepalanya dan..

..♡..

"Ga-ga-galen?" Mata Cila beralih pada samping tubuh Galen. "Abang Al!"

Cila langsung memeluk erat Alvaro. Entahlah apa yang dibayangkan Galen tentang apa yang ia lihat, tetapi menurut nya itu sangat sweet.

Disisi lain

"siall.. didalam ada orang boss,"

"Ada dua cowo".

"Buruan kita kabur! Masalah cerita bisa ngarang nanti".

(✧)

Lu kenapa kayak orang habis ketemu setan," ujar Alvaro

"Gue tadi dengar ada orang ketuk pintu sama gedor gedor kaca. Gue kira Mahardika yang lagi jail eh pas gue tengok gak ada siapa siapa," penjelas Cila dengan nada masih ketakutan.

"Tukang halu" ujar Galen.

"Apa lu bilang!" Gertak Cila.

"Udah jangan ribut. Mending pulang," ujar Alvaro santai.

"Gue belum selesai ngerjain tugas. Mana masih banyak lagi," keluh Cila.

"Kalau gitu Abang pulang dulu," ujar Alvaro.

"Gue?" Tanya Cila.

"Bareng Galen tuh," timpal Alvaro sambil menunjuk Galen.

"Sebenarnya Abang gue itu elu apa Galen sih. Males amat nungguin adeknya," kesal Cila.

"Mau kencan gue." ujar Alvaro.

'singkat, padat, dan sangat tidak menarik.' batin Cila.

.🌸.

"CilaaAaaAaaAaa" teriak Sela bernada.

"Busett.. lu kira ini audisi pencarian bakat?," tanya Cila.

"Hahahaa... Bisa aja lu ah." ujar Sela malu.

"Kalian di WC sambil jualan makanan? Lama benerr," tanya Cila.

"Kagakk..... tu si Shania deres banget kayak air terjun," ujar Sela

"Heh! Lu nguping gue di WC?," ujar Shania dengan mata yang terbelalak.

"Kagak sih. Tapi...nguping dikit doang" ujar Sela sambil cengengesan.

"Dasar lu ya!, Kuping keranjang," bentak Shania.

"Sudah cukup roma cukupp," ujar Cila merelai mereka. Tapi malah menyulut amarah mereka berdua.

"Lu kira kita kue kering!" ujar Shania dan Sela berbarengan.

"Hahahahaaa." dan diiringi tawa mereka bertiga.

"Btw kita ada tugas. Tuh lihat papan tulis," ujar Cila sambil menunjuk papan berwarna putih itu.

"Apaa! Mate...matikan lu pada! Ayok kerjainn." bentak Shania.

.🌸.

"Gue udah selesai asikk," ujar Cila senang.

"Busettt..cepat amat, nyontek dong nona cantik," Goda Sela.

"Ini Abang ambil aja, sekalian sama eneng mau?," ujar Cila sambil menirukan gaya aktris.

"Cukuuppp, geli tahu." ujar Shania dengan menutup telinganya.

(✧)

"Akhirnya kelar juga" ujar Sela.

"Gue juga udah kelar, pulbar yuk!" Ajar Shania sambil menggandeng tangan Sela.

Shania dan Sela sontak kaget melihat Galen yang berada di depan kelasnya.

"Tuh didepan udah ditungguin kulkas berjalan, hahahahaaa," ujar Sela dengan tawa nyaringnya.

"GUE SAMA SELA PULANG DULU YA CILA,BYEE," teriak Shania dan langsung menyusul Sela yang berjalan didepannya.

Cila bergegas lari keluar kelasnya. Dia berhenti saat melihat seseorang yang sedang menunggunya? Sedari tadi?.

"Ciee nungguin gue yaa.. ahay ahay," goda Cila.

Galen hanya mengabaikannya dan berjalan menjauh dari Cila.

"Dih gitu aja ngambek, dasar orang kaku!" kesal Cila.

Galen mengulurkan helm kepada Cila. Tidak ada percakapan diantara mereka. Hingga akhirnya Galen memecahkan keheningan.

"Gue laper," ujar Galen sambil meminggirkan montor ninja nya di tepi jalan.

"Asikk..makan!. Dari tadi perut gue juga bunyi terus." ujar Cila serasa tidak diberi makan setahun.

.♡.

"Biar gue yang pesan ke abang penjual bebek nya. Lu duduk sini aja." ujar Cila semangat dan menyuruh Galen.

"Bang penjual bebek, pesan bebek gorengnya 2, nasi uduknya 1, nasi biasanya 1, es tehnya....

"Lu minum apa?" Tanya Cila kepada Galen.

Galen tidak menjawab sedikitpun dan asik dengan ponsel berlogo Apple digenggaman nya.

'Galen bi-bisu ya?' batin Cila.

"Ya udah es tehnya 2 bang." ujar Cila.

Sambil menunggu pesanan, Cila duduk di samping Galen. Sama seperti tadi hening.
Cila berpikir agar keheningan ini usai.

"Lu pasti udah punya gebetan banyak," tanya Cila dengan rasa penasaran nya.

"Gak, gue belum pernah pacaran," ujar Galen.

"Lu ganteng tapi sayang..

"Sayang kenapa?," potong Galen dengan nada serius.

"Ciee manggil sayang," ujar Cila senang dengan senyum mengembang.

"Ge'er"," ujar Galen ketus.

"Mangkanya kalau orang ngomong tu jangan dipotong," ujar Cila.

Hayoo kira kira Cila mau ngomong apa yaa??

Jangan lupa ninggalin jejak ya dan jangan lupa komen:) .

Up chapter kalau rame ya. Ayok ramein yok! :). Banyakin views nya bisa?" See u next part ♡

Cila Story'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang