Sesampainya di rumah Alvin, mereka langsung disambut oleh Letta yang sepertinya belum lama bangun dari tidur nyenyaknya. Ia tadi sempat mencari-cari keberadaan Ify yang sudah tidak ada di sampingnya, ketika ia bangun.
"Tante Ify habis dari mana sih? Tiba-tiba sudah gak ada di kamar Letta. Terus kenapa Tante Ify datang sama Daddy?" tanya Letta ketika ia berhadapan dengan Alvin dan Ify.
"Loh, kalian sudah berkenalan ya?" tanya Alvin sedikit terkejut karena Letta dan Ify sudah saling mengenal. Bahkan kelihatannya mereka sudah akrab.
"Iya Dad. Tadi pas Letta pulang sekolah, Letta lihat Tante Ify di ruang tamu. Ya sudah aku samperin & tanya Tante Ify itu siapa."
"Oh begitu. Bagus jika kalian sudah saling kenal."
"Iya Dad."
"Letta. Maaf ya sayang, tadi Tante Ify meninggalkan Letta begitu saja. Tadi itu tiba-tiba Daddymu telepon Tante Ify untuk minta Tante jemput."
"Loh kenapa Daddy minta jemput sama Tante Ify? Daddy kan bisa pulang sendiri."
Ify hanya diam, tidak tahu harus menjawab apa. Begitupun dengan Alvin yang juga diam. Ia malah menatap Letta dengan tatapan sendu. Sekarang setiap ia menatap anak semata wayangnya itu, rasa takut akan melupakan anaknya itu semakin besar. Tadi saja ia sudah lupa jalan pulang ke rumah, setelah ini apa lagi yang akan ia lupakan?
"Kok malah pada diam?" ucap Letta yang sudah lelah didiamkan oleh Alvin dan Ify.
"Oh iya maaf sayang. Tadi ban mobil Daddy kempes, jadi Daddy minta Tante Ify jemput."
"Kenapa Daddy gak minta jemput sama Pak Ujang?"
"Pak Ujangnya lagi gak bisa jemput Daddy. Sudahlah kita tidak perlu bahas ini lagi. Daddy mau mandi. Kamu juga mandi, habis itu kita makan malam. Fy, kamu tunggu sebentar di ruang keluarga ya. Nanti kamu sekalian ikut makan malam saja."
"Baik Pak."
~Skip~
"Fy," paggil Alvin di sela-sela mereka makan malam.
"Iya Pak, ada apa?"
"Maaf ya kamu hari ini menunggu saya lama."
"Oh tidak apa-apa. Bapak pasti sedang sibuk di kantor, jadi saya maklumi."
"Aku tuh sudah bilang sama Tante Ify, Dad," ucap Letta.
"Bilang apa?"
"Bilang kalau Daddy pulangnya bakalan lama, bahkan bisa gak pulang. Jadi sedari tadi aku sudah suruh Tante Ify pulang saja, takut kelamaan nunggu Daddynya. Tapi Tante Ifynya tetep mau nunggu Daddy sampai pulang."
"Ya kan memang Daddy minta Tante Ify nunggu sampai Daddy pulang. Lagipula Daddy hari ini pulang lebih cepat daripada biasanya."
"Iya sih. Oh iya Dad, apa benar Daddy akan kerja di rumah?"
"Pasti Tante Ify yang sudah kasih tahu itu sama kamu ya?"
"Iya Dad. Jadi benar Daddy akan kerja di rumah?"
"Iya sayang, benar."
"Asyik.... Letta senang deh, kalau Daddy kerja di rumah. Jadi Letta bisa terus-terusan sama Daddy."
"Daddy juga senang bisa kerja dari rumah. Daddy sekarang jadi ada waktu yang banyak buat Letta."
"Emm Dad, tapi tumben Daddy mau kerja di rumah? "
"Ya kebetulan sekarang ada kesempatan Daddy bisa kerja di rumah. Daddy harus bisa memanfaatkan kesempatan itu, demi punya waktu yang banyak sama Letta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Forget Us
FanfictionKisah cinta seorang Caregiver dengan pasiennya yang mengidap penyakit Alzheimer. Alvin, seorang duda beranak satu yang mengidap penyakit Alzheimer. Ia dengan perlahan mulai melupakan hal-hal yang berarti dihidupnya. Apakah ia juga akan melupakan gad...