"Hah? Mommy tiri?" ucap Alvin terkejut.
"Iya Mommy tiri."
"Ya tidak mungkin lah sayang. Tante Ify ini hanya teman kerja Daddy bukan calon Mommy tiri kamu. Kamu ada-ada saja pemikirannya, sayang."
"Daddy tidak lagi bohong sama Letta kan?"
"Tidak sayang, Daddy sedang berkata apa adanya sama Letta. Jadi Letta tidak perlu khawatir ya."
"Oke Dad. Letta sekarang cuma butuh Daddy. Letta enggak butuh Mommy lagi, apalagi Mommy tiri," ucap Letta sambil berlari ke pelukkan Daddynya yang sedang dalam posisi setengah berbaring.
"Iya sayang," ucap Alvin. Ia pun membalas pelukkan gadis kecilnya. Namun, di dalam hatinya lagi-lagi ia merasa takut suatu saat ia melupakan anaknya. Ditambah ucapan anaknya tadi yang mengatakan bahwa gadis itu hanya membutuhkan dirinya.
Ify cukup terharu mendengar ucapan Letta dan melihat tindakan Letta barusan. Ia berdoa semoga penyebab dari penyakit Alzheimer yang diderita Alvin tidak membuat pria itu melupakan anaknya.
"Letta sayang, kita biarkan Daddy tidur ya. Kasihan Daddynya sudah kelelahan. Kalau Letta mau main, bagaimana kalau Tante Ify yang temani Letta main?"
"Lebih baik Letta tidur juga, sudah malam. Besok baru main lagi. Tante Ify juga harus istirahat."
"Ya sudah Letta tidur juga deh. Good night Dad, bye."
"Good night too, sayang. Bye."
"Bye Tante Ify."
"Bye Letta."
Letta pun pergi meninggalkan kamar Alvin menuju kamarnya. Semenjak Mommynya meninggal, Letta sudah dibiasakan tidur di kamarnya sendiri. Awalnya ia ditemani oleh Bi Inah, tapi lama-kelamaan ia sudah berani tidur sendiri.
"Ya sudah, kamu bisa pergi ke kamar kamu untuk istirhat. Pasti kamu juga sudah lelah," ucap Alvin setelah Letta pergi.
"Baik Pak. Kalau begitu saya pamit ya. Kalau ada apa-apa, Bapak bisa panggil saya."
"Iya Fy, terima kasih."
"Ya, selamat malam Pak."
"Selamat malam."
~Skip~
Pagi hari pun tiba, berbagai hidangan lezat untuk sarapan sudah tertata rapih di atas meja makan kediaman Tuan Pratama. Satu-persatu penghuni rumah tersebut muncul di ruang makan, bersiap untuk sarapan bersama. Letta sudah datang dengan memakai seragam lengkap sekolahnya. Namun dahinya terlihat mengernyit, ketika ia melihat ada Ify yang duduk di samping Daddynya.
"Tante Ify ngapain datang lagi ke rumah Letta?" tanya Letta bingung. Ia pun duduk di kursi yang ada di sebrang Daddynya.
"Tante Ify memang dari semalam ada di rumah kita, sayang. Dia tidak pulang ke rumahnya."
"Loh kenapa Tante Ify gak pulang ke rumahnya?"
"Mulai saat ini Tante Ify akan tinggal bareng kita untuk sementara waktu."
"APA? Tinggal bareng kita?"
"Iya sayang. Kamu tidak masalah kan kalau Tante Ify sementara waktu tinggal bareng kita?"
"Kenapa Tante Ify harus tinggal bareng kita? Atau jangan-jangan Tante Ify beneran mau jadi Mommy tiri Letta lagi. Aku gak mau Tante Ify tinggal sama kita."
"Princess, Daddy kan sudah bilang kalau Tante Ify itu bukan calon Mommy tiri Letta. Alasan Mommy Ify tinggal bareng kita, karena Daddy sama Tante Ify sedang ada pekerjaan bareng yang mengharuskan kita harus terus bersama. Letta harus mengerti ini dong, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Forget Us
FanficKisah cinta seorang Caregiver dengan pasiennya yang mengidap penyakit Alzheimer. Alvin, seorang duda beranak satu yang mengidap penyakit Alzheimer. Ia dengan perlahan mulai melupakan hal-hal yang berarti dihidupnya. Apakah ia juga akan melupakan gad...