26~Ruftoof~

21 4 0
                                    

.

.

.

.

.

Next

"Baiklah, sekarang cerita ke Ibu kenapa kalian bisa bertangkar seperti ini." ujar Bu Isna

"Jadi gini Bu..."

Syifa menjelaskan dari awal dia kekantin bersama dengan teman-teman nya, hingga dia dipermalukan didepan banyak siswa oleh perbuatan Bella yang mengatakan dirinya telah mendekati salah satu guru di sekolahnya.

"Bella...? Siapa guru yang kamu maksud?." tanya Bu Isna

"Anu..Bu..anu." Bella tergagap

"BELLA! JAWAB IBU!." tegas Bu Isna emosinya memuncak

"Yang saya maksud adalah PA MUJIONO!." lantang Bella didepan Syifa, Dinda, Nissa dan Bu Isna

Syifa langsung melirik Bella dengan tatapan tajam dan tidak suka, bahkan guru yang sangat dia sayangi ikut terserat dalam kasus siswa?

"Astaga Bella! Mengapa kamu curigai seorang guru? Bahkan guru baru? Pa Mujiono itu guru baru BELLA!." bentak Bu Isna

"Ma..maaf Buu, soalnya belakangan ini saya liat Syifa itu sering jalan sama Pa Mujiono Buu." ujar Bella dengan nada menggelayut

Deg

Kesal, Syifa benar benar kesal dengan salah satu kakak kelas nya itu, bagaimana tidak? dia sudah menuduh yang tidak tidak kepada dirinya dan guru favorit nya itu.

"Baiklah, sebentar ibu akan panggil Pa Mujiono." ujar Bu Isna mengambil smartphone nya untuk menghubungi seseorang

"Mampus lu." kata Bella sambil meledek dan menatap Syifa dengan sinis

Syifa hanya melipatkan kedua tangannya malas baru pernah sekali dia menginjakan kaki diruangan BP sekolah.

Kita liat aja siapa yg bakalan menang disini - batin Syifa

"Assalamualaikum." ujar Pa Mujiono yang tengah berdiri didepan pintu ruang BP

"Waalaikumsalam, silahkan masuk Pa." kata Bu Isna

Syifa yang tengah duduk di bangku gandeng bersama dengan kakak kelas cabe itu Bella sedangkan Pa Mujiono duduk dengan bangku terpisah.

"Begini Pa, saya mau tanya dengan bapa." ujar Bu Isna

"Iya Bu silahkan." sahut Pa Mujiono

"Bella bilang, Pa Mujiono itu sering jalan bareng sama salah satu murid yaitu Asyifa? Apakah itu benar Pa? dan ada hubungan apa antara kalian?." kata Bu Isna panjang×lebar

"Begini Bu, bukannya saya menyinggung perasaan siapapun disini, maaf ya." kata Pa Mujiono

"Tetapi saya boleh tanya sama kamu Bella?, Kamu lihat saya bersama Syifa dimana?." tanya Pa Mujiono

"Ss..saya liat Pa Mujiono di mall sama Syifa kemarin." kata Bella

"Nah begini intinya, jadi kemarin itu saya sama Syifa beli novel series keluaran terbaru mungkin karena selera kami sama jadi kita beli barengan dimall, saya kira dimall itu cari toko buku yang lengkap, nah kebetulan ketemu novelnya ada di toko tersebut, lalu kami beli." celoteh Pa Mujiono panjang

"Iya Bu Isna kita ngga ada apa apa kok, ya kan Pa Jio?." tanya Syifa kembali melirik gurunya

"Iya Bu betul sekali." kata Pa Mujiono kembali meyakinkan bahwa muridnya itu tidak bersalah

"Lalu setelah membeli sebuah novel apa kalian ada kegiatan lainnya?." tanya Bu Isna lagi yang seperti menanyakan tentang kejadian yang sangat serius padahal masalah yang begitu sepele bagi Syifa

"Ya Bu ada, kami mampir ke salah satu cafe mall untuk makan sebentar, karena Syifa tidak boleh telat makan Bu, dia punya riwayat maag soalnya, jadi saya bawa ke cafe untuk makan." sahut Pa Mujiono sambil melirik Syifa

Lah darimana Pa Jio tau gue punya riwayat maag?- batin Syifa terheran

"Baiklah sekarang ibu simpulkan bahwa, disini HANYA ADA KESALAH PAHAMAN SEMATA, tok tok tok.." kata Bu Isna mengetok palu 3 kali banyaknya bak persidangan perceraian aja:v

"Tapi Bu siapa tau Syifa punya rahasia dibalik itu semua Bu." kata Bella membela diri sendiri

"Cukup Bella, kamu yang salah paham, makanya kalo naksir sama Pa Mujiono itu tinggal bilang jangan pake cara kaya begini." ujar Bu Isna meledek

"Ih ibuu." kesal Bella lalu pergi meninggalkan ruangan BP diikuti oleh Nissa

"Baiklah Pa Mujiono terima kasih atas waktunya untuk meluangkan masalah sepele seperti ini ya Pa." kata Bu Isna

"Iya Bu tidak apa apa, lagian dia anak baik kok ngga macem macem sama saya." celoteh Pa Mujiono kepada Bu Isna sambil melirik Syifa

"Lagian aku ngga diapa apain kok Bu Isna." kata Syifa

"Haha iya ibu percaya sayang, ya udah ibu tinggal keruang guru ya, mari Pa.." ujar Bu Isna

"Iya Bu silahkan." ujar mereka berdua lalu terkekeh

"Fa, gue kekelas duluan ya byee." kata Dinda sambil meninggalkan sahabatnya

"Saya minta waktunya sebentar, Pa Jio mau ngomong sama kamu, ke ruftoof sekarang." kata Pa Mujiono sedikit memaksa

"Baiklah." sahut Syifa

Syifa berlarian kecil menuju tangga dan menaikinya satu persatu untuk sampai ke ruftoof.Perlahan dia mengurangi kecepatan langkahnya pada tangga terakhir dia naiki.

"Huft lelahnya." gumam Syifa

"Saya heran kenapa hal sepele seperti itu bisa menyeret nama murid teladan di SMK Nusa Bakti 04." tutur Pa Mujiono mengawali pembicaraan

Syifa sempat terbingung dia mencari sumber suara tersebut untuk mengetahui siapa orangnya.

"Pa Jio nyindir saya?." tanya Syifa mendudukkan dirinya disamping gurunya

"Bukan menyindir, tapi saya nanya." celoteh Pa Mujiono

"Saya juga tidak tahu, tentang hal sepele seperti itu, baru pernah sekali ini saya menginjakkan kaki keruangan BP sekolah SMK Nusa Bakti 04." kata Syifa sambil melirik ke arah gurunya tersebut

"Kalo bicara sama saya jangan terlalu formal, ngga papa." sahut Pa Mujiono

"Saya tidak bisa, karena saya disekolahkan untuk mendapatkan pendidikan akademik yang formal, tidak semua orang dapat menguasai hal tersebut." kata Syifa sambil menatap birunya langit

"Baiklah, jika kamu formal saya juga harus formal." jawab Pa Mujiono

"Haha, ternyata seorang guru mapel Bahasa yang saya sangat minati tidak mau kalah juga dengan seorang muridnya." kata Syifa

"Memang kamu minat sama mapel Bahasa yang saya ajarkan?." tanya Pa Mujiono

"Ya saya minat, minat sekali karena dengan ilmu Bahasa saya bisa berkarya melalui imajinasi saya sendiri." sahut Syifa kembali menatap wajah gurunya dengan senyuman

"Baiklah cukup, terima kasih atas waktunya untuk membicarakan hal sepele dengan saya." tutur Pa Mujiono

"Tidak apa apa, justru saya senang saya juga perlu waktu untuk menghibur diri, rasanya lelah dengan hal yang berhubungan dengan akademik." celoteh Syifa

"Saya duluan Pa Jio, terima kasih waktunya." ujar Syifa berjalan menjauh dari gurunya dan menuruni anak tangga

~Siap siap dengan kejutan saya~ batin seseorang







Hai semua, terima kasih buat kalian yang sudah mau mampir ke cerita saya:)

Jangan lupa vote dan komentarnya, bila ada kritikan atau saran sampaikan saja

Terima kasih

_07Februari2021_
Telah direvisi:)

My Teacher Was AmazingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang