Sepulang dari restoran. Aku langsung pulang ke apartemen sederhanaku. Walaupun bisa saja membeli apartemen mewah tapi aku tidak mau membuang-buang uang. Fasilitas di sini pun lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhanku.
Sebenarnya orang tuaku termasuk kalangan berada. Mereka cukup kaya. Tapi aku sadar semua itu bukan hartaku. Aku lebih suka menghasilkan uang sendiri daripada meminta kepada mereka. Setelah aku lulus, ayahku memintaku untuk bekerja di perusahaannya karena aku cukup pintar. Tapi, aku belum seputus asa itu untuk menerima tawaran ayahku. Aku ingin belajar hidup mandiri. Merasakan bagaimana mencari uang sendiri dari jeri payahku.
Oleh karena itu, untuk mencoba pengalaman pertama bekerja aku memilih ke Amerika. Aku sangat menikmati kesendirianku di sini. Di kota New York, tanpa dua orang perusuh. Siapa lagi kalau bukan kakak laki-lakiku dan adik perempuanku. Mereka berdua selalu kompak menggodaku dalam hal asmara. Bukannya tidak laku. Tapi untuk saat ini aku akan fokus mengejar karirku yang akan dimulai besok. Di tempat bos berengsek itu. Aku tidak mengira kalau perusahaan sebesar itu memiliki bos yang berengsek. Syukurlah kalau diriku bukan tipenya. Aku sedikit tenang.
Aku hanya berharap kedepannya bisa bersikap profesional dan bisa mengindahkan hal pribadi. Cukup mendengar ceritanya saja aku bergidik. Bagaimana bisa ada pria seberengsek dia. Aku akan berusaha beradaptasi di negara bebas ini.
🍃🍃🍃
New York
07.00 am-Aku menghembuskan nafas pelan, mengusir kegugupanku. Memandang perusahaan besar, HARISSON COMPANY. Aku melangkah masuk dengan mantap. Hidup baruku akan dimulai dari sini. Penampilanku sedikit kuubah dari sebelumnya. Menggunakan sedikit makeup dan baju kerja yang baru kubeli kemarin.
Setelah cukup lama aku berdebat dengan resepsionis menor depanku ini. Akhirnya, aku diberi tahu letak ruang kerja boss berengsek itu. Well, sepertinya aku harus berusaha memanggilnya dengan sopan agar bisa bertahan di perusahaan ini.
"Akhirnya kau datang juga. Kukira kau tidak tertarik tawaranku kemarin," ujar pria itu yang tak tahu malu menampilkan wajah penuh jejak lipstik merah.
"Kau terlihat cantik."
Aku mendengus kasar tidak akan termakan dengan rayuannya.
"Aku merasa salah mengambil keputusan ini. Bisakah kau menunjukan kewibawaanmu padaku? Aku tidak percaya kau bos disini," ucapku geram.
Zain menyeringai tipis.
"Inilah diriku kau harus betah jika ingin bekerja disini?"
"Adakah lowongan lain? Aku tidak yakin bisa."
Aku menghempaskan tubuhku di kursi yang berhadapan dengannya. Memijit keningku frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIG BOSS AND ME ✓ (TAMAT)
Romance(Follow sebelum membaca) "Aku jatuh cinta denganmu," potong William tegas. Kesal dengan wanita pujaannya yang tidak peka dengan kodenya yang sudah sangat-sangat jelas. --- Hati pria itu mencelos sakit melihat penolakan wanita itu. "Aku cemburu," ung...