[4] Pacar Bosku yang Mana?

6.3K 507 59
                                    

•AUTHOR'S POV•

Mata Skyla mulai mengerjab menyesuaikan cahaya yang langsung mengenai netra hitamnya. Memandang sekeliling yang nampak asing.

"Akhirnya kau sadar." Itu suara Zain.

Pria itu berdiri di samping ranjang menatap khawatir Skyla.

"Dimana aku?"

Skyla berusaha duduk. Tapi kepalanya masih sedikit pusing sehingga dia kembali berbaring.

"Kau ada di klinik sekarang. Jika memang sakit kau bisa izin jangan memaksakan diri untuk bekerja."

"Baiklah, aku minta izin sekarang. Bolehkah aku pulang? Aku bisa menyembuhkan diriku di apartemenku dan terimakasih sudah membawaku kemari."

"Berterimakasihlah pada kakakku dia yang mengantarmu kemari."

Mata Skyla melirik pria yang sedang duduk di sofa sambil menekuri ponselnya. Dia seperti tidak terganggu sama sekali. Wajah datarnya dan gerak-geriknya sangat tenang.

"Terimakasih kasih, Sir." Ujarnya ragu.

William bergumam kecil. Tetap menekuri ponselnya seakan tidak memperdulikan Skyla.

"Apa kau bisa pulang sendiri? Sebentar lagi meeting dimulai, maaf aku tidak bisa mengantarmu." Ujar Zain mengusap tengkuknya tidak enak.

"Tentu, aku sudah cukup kuat."

Skyla berusaha bangun. Badannya sudah agak mendingan.

"Kalau begitu aku pamit. Semoga lekas sembuh dan jangan pingsan lagi. Kau bisa langsung mengambil obat di depan. William sudah mengurus semuanya."

Zain menepuk bahu Skyla pelan. Tersenyum manis.

"Terimakasih banyak. Maaf merepotkan kalian," ujar Skyla tidak enak. Sebenarnya lebih ditujukan untuk William.

Zain mengangguk. Dia melangkah keluar diikuti William yang tidak sekalipun melihat wanita itu. Skyla bergidik ngeri mengingat-ingat kejadian tadi. Dirinya harus berhati-hati dengan makhluk yang bernama William itu selain menyimpang dia juga galak dan kasar.

🍃🍃🍃

"Sky, tolong antarkan berkas ini ke William, minta tandatangannya!" pinta Zain menyerahkan setumpuk berkas.

Skyla mengangguk kecil. Setelah kejadian beberapa hari lalu dia sedikit menghindari William. Walaupun pria itu sudah minta maaf kejadian kemarin masih berbekas.

Namun dirinya harus bersikap profesional 'kan? Skyla mengetuk pintu ruang kerja William ragu lalu membukanya setelah mendengar gumaman keras.

"Permisi Sir, maaf mengganggu waktu anda."

William bergeming tetap menekuri kertas laporan didepannya tanpa memperdulikan Skyla sedikitpun.

"Saya ingin meminta tandatangan anda untuk berkas ini," pinta Skyla sopan sambil menyodorkan berkas tersebut.

William memijit keningnya lalu mendengus nafasnya kasar.

"Bisakah kau tak menggangguku!" Geramnya dengan nada rendah.

William langsung menyerobot kasar berkas dari tangan Skyla lalu menandatanganinya cepat.

Perempuan itu menarik nafas ketika berkasnya dilempar kasar oleh William. Dia harus ekstra sabar. Ini termasuk ujian batin. Mau tidak mau jika dirinya masih ingin tetap bekerja disini. Mentalnya harus ekstra kuat dalam menghadapi kakak beradik yang super menjengkelkan.

BIG BOSS AND ME ✓ (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang