Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Doyoung terbangun dari tidurnya tatkala Matahari memperlihatkan sinarnya dari celah jendela.
Doyoung membuka matanya berat, lalu menghembusknn nafas panjang dan melirik kearah Haruto yang masih tertidur pulas di sampingnya.
Oh iya, Doyoung kan sudah menikah sekarang.
Sebenarnya, Haruto itu tampan. Ralat, sangat tampan.
Bagaimana tidak? Haruto memiliki mata besar, hidung mancung, bibirnya yang tebal, dan fitur wajah lainnya yang tampak sempurna membuatnya seolah-olah terlihat di pahat dengan sangat baik.
"Mas," panggil Doyoung, lembut.
Haruto tidak memperlihatkan tanda-tanda akan bangun. Tapi bukan mati ataupun koma kok, Haruto masih bernafas.
Bahkan sekarang Doyoung bisa merasakan deru nafas Haruto.
"Mas," panggil Doyoung lagi.
Jari telunjuk Doyoung meraba Hidung mancung Haruto.
Bersih, lembut, gak kayak punya mantannya - Holic yang banyak komedo.
Aduh, Doyoung gak seharusnya inget masa lalu kelam itu!
Doyoung bahkan sampai tidak sadar jika perlakuannya itu membuat Haruto terbangun karena merasa agak terganggu.
"Eh?" kaget Doyoung, ketika Haruto berusaha untuk membuka matanya.
"Kenapa?" tanya Haruto, dengan suaranya yang berat namun bertambah berat karena efek baru bangun tidur.
Aduh, Doyoung jadi ragu buat ngomong.
"Eum.. udah pagi," cicit Doyoung.
Haruto melirik kearah cahaya matahari yang masuk dari celah gorden yang sedikit terbuka.
"Heum," balas Haruto sambil berusaha untuk tidur lagi.
"Ih jangan tidur lagi," cegat Doyoung.
Haruto yang matanya masih merem melek cuma mengangguk, lalu mengubah posisinya menjadi duduk.
