02

1K 91 8
                                    


Happy reading

(Alur mundur yew!)

.

"Taeyongie~" yang dipanggil sedikit tersentak.

Suara riang seorang anak laki-laki yang tengah tersenyum sangat manis ditujukan pada temannya yang sedang memasukkan beberapa buku kedalam tas. Sepertinya si laki-laki manis yang baru saja menghampiri Taeyong dalam suasana hati yang sangat baik. Bahkan senyum tak luntur diwajah mungilnya.

"Tennie~ bisakah kau pelankan suaramu, kau mengagetkan ku" sungut Taeyong kesal. Menatap temannya yang tengah mempoutkan bibir lucu.

Kelasnya telah berakhir satu menit yang lalu dan temannya itu datang-datang dengan suara sangat besar dan berisik. Cukup mengganggu sebenarnya, akan tetapi itu teman Taeyong jadi tidak apa-apa.

Taeyong dan Ten mereka satu fakultas dan kedua pria manis ini bersahabat sejak acara MOS di kampusnya.

"Dari mana saja?" Tanya Taeyong mengambil tasnya yang kemudian ia taruh dibahu kanannya, karena sejak kelas selesai Ten keluar dari kelas tanpa memberitahu Taeyong kemana ia akan pergi.

"Ah! Itu, aku baru saja bertemu Johnny. Kenapa?"

Ah! Iya pacarnya Ten dasar bucin

Dapat gelengan kecil dari pria manis didepannya. "Tidak ada!"

Ten mengangguk kemudian ia memegang kedua bahu Taeyong memperhatikan kondisi temannya yang terlihat sedikit berbeda. Terutama di bagian wajahnya. "Kau terlihat berbeda, Taeyong?"

Laki-laki manis didepannya nampak menegang namun sedetik kemudian ia terlihat seperti biasa. Taeyong tertawa canggung. "Hei! Apanya yang berbeda"

Taeyong mati-matian menahan canggungnya didepan Ten membuang wajahnya ke sembarang arah. Jujur tatapan Ten sedikit menelisik.

"Entah lah, kau yakin baik-baik saja?" Ten menatap ragu Taeyong ia rasa ada yang salah dengan temannya sejak sebulan yang lalu.

"Iyaa haha" tawa Taeyong kemudian. Detik berikutnya tangan Ten mengendur dari bahu Taeyong, dapat helaan nafas lega dari Taeyong.

"Ah aku baru ingat! Ayo kerjakan tugas dirumahmu" kata-kata Ten kembali membuat Taeyong menoleh kearah Ten secara tiba-tiba, ia kembali menegang menelan ludahnya kasar.

"Dirumahku?" ralat Taeyong, siapa tau ia salah mendengar itu bisa saja terjadi.

"Iya kenapa? Kau selalu menolak ketika kita akan kerjakan tugas dirumahmu"

Taeyong menggigit bibir dalamnya. Ia diam nampak berpikir sejenak. "B-bukan begitu Tennie" suara Taeyong nampak bergetar. "Bagaimana jika dirumahmu saja Ten?" Tawar Taeyong berharap Ten akan menyetujui ajakannya.

Namun sepertinya itu tidak berhasil, laki-laki mungil didepannya menggeleng kukuh. "Tidak bisa Tae, memang ada apa dirumahmu? Kita kerjakan berdua jangan ajak siapapun walaupun ini tugas kelompok"

Ten kembali menelisik melihat Taeyong yang terlihat gundah. "Kau-"

"Yasudah ayok, kita kerjakan dirumahku" Potong Taeyong cepat, laki-laki manis ini mengangguk antusias kemudian tersenyum; err.. sedikit terpaksa.

Sebenarnya ini hanyalah alibi Ten, ia curiga terhadap temannya ini Taeyong terlihat begitu berbeda belakangan. Tidak, bahkan sebulan yang lalu. Lagi pun Taeyong selalu tak mau ikut membuka suara ketika teman-temannya berdiskusi dimana mereka akan mengerjakan tugas kelompok.

.

.

.

Taeyong dan Ten masuk kedalam rumah Taeyong. Apa yang Taeyong khawatirkan sampai-sampai ia tak mau mengerjakan tugas dirumahnya itu yang dipikirkan Ten. Rumah Taeyong besar bahkan melebihi besar dari rumahnya tapi kenapa Taeyong selalu menolak ketika diajak buat tugas dirumahnya. Dan rumah Taeyong juga terlihat sepi itu bukanlah sesuatu yang aneh Taeyong anak tunggal.

Queen Of The Jung Family (JAEYONG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang