04

748 78 7
                                    

Jaehyun menatap penuh tanya pada sosok yang lebih muda didepannya, dengan diapit oleh dua orang suruhan darinya beberapa Minggu lalu, kembali diingat kejadian yang membuat Jaehyun bahkan tak bisa tidur dengan tenang, kekhawatiran masuk tanpa henti kedalam rongga dada. Ia kembali menghela nafas tak percaya, jemarinya ia larikan pada tatanan rambut yang kini sudah sedikit tak beraturan namun masih tetap meninggalkan kesan tampan.

Jaehyun kembali memastikan pada berkas berisi tentang biodata sosok didepannya yang tengah bersidekap dada menatap tajam dirinya, tatapan angkuh yang terlihat masih ditahap pembelajaran. "Kalian yakin dia orangnya?"

Dua suruhannya mengangguk mengiyakan, memang benar menurut mereka. Mereka melakukan sesuai yang diarahkan dan yang ditemukan jelas pula sesuai dengan data-data yang dikumpulkan.

Jaehyun tak percaya ini.

"Kau, berapa usiamu?" Tanyanya, Jaehyun masih tak yakin dengan apa yang ia lihat.

"18"

"Seharusnya kau bersekolah, kenapa masuk kedalam rumahku dan mengganggu istriku?" Mengusap mata perihnya sejenak, Jaehyun melepaskan kacamata bening yang sedari tadi bertengger di hidung mancungnya.

"Aah~ Laki-laki cantik itu, dia istrimu?" Sosok didepan Jaehyun tersenyum tipis disela obrolan itu, "seharusnya aku memperkosanya waktu itu, sayang sekali, tapi tak jadi dia bukan seleraku." Anak laki-laki itu berkata kurang ajar didepan seorang petinggi.

Dengan tanpa diperintah dua suruhan Jaehyun memukul telak wajah penuh kesombongan itu, keluar ringisan dari bibir si anak muda.

Dan sekarang Jaehyun percaya, jika memang anak laki-laki inilah yang telah masuk kedalam rumahnya beberapa hari lalu. Jaehyun mengangguk kecil, "jika kau lakukan itu mungkin kau beserta ibumu yang koma akan pergi bersama ke neraka."

Mata si anak laki-laki membulat sempurna mendengar perkataan Jaehyun yang begitu terlihat tenang dalam duduknya, ia meneguk ludahnya sendiri ketika mata pria yang diketahuinya lebih tua darinya bertatapan dengan matanya, ia tercekat, pasalnya tatapan itu terkesan biasa saja tapi begitu mengintimidasi.

"Kau apakan ibuku?" Anak itu menyalak galak, ingin menghampiri Jaehyun namun dicegah oleh dua orang disisi tubuhnya.

"Seharusnya aku membunuhnya waktu itu, sayang sekali, tapi tak jadi dia bukan seleraku."

Pria muda memberontak dengan wajah memerah marah, emosinya meluap-luap saat memperhatikan wajah yang lebih tua. Menatap Jaehyun penuh dendam tangannya gatal ingin memukul sosok yang lebih tinggi darinya. "Jangan sentuh ibuku, bajingan!"

Jaehyun menggeleng dengan mulut yang sedikit dimanyunkan sembari menutupi matanya yang terasa perih, seharian dikantor disuguhi berbagai kertas yang dihiasi kalimat-kalimat membuatnya sangat pusing dan lagi, sekarang ditambah dengan anak kecil?

Ia ingin segera pulang, bermanja-manja dengan istri cantiknya Jaehyun ingin merasakan bagaimana jemari lentik putih memijat kepalanya yang berdenyut.

"Tujuanmu masuk kerumahku?"

Terlepas dari itu, Jaehyun sedikit takjub dengan tekat anak laki-laki didepannya. Bayangkan saja rumah Jaehyun dipenuhi kamera pengintai dan juga suruhannya, tapi anak itu berhasil masuk tanpa kendala, patut diacungi jempol.

"Tentu saja merampok, bodoh sekali."

Sialan, mulut lemes. Jaehyun masih memiliki tingkat kesabaran dalam dirinya ia tau anak ini masih dibawah umur dan tidak mungkin juga Jaehyun akan mengajaki untuk beradu jotos.

"Dan apa yang kau dapat?"

Si anak laki-laki meringis, ia menggeleng. "Aku tidak mendapatkan apapun."

Queen Of The Jung Family (JAEYONG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang