Sickness
By Chieko_Kamui
KEBOSANAN, DI SITUASI MANAPUN, bisa terjadi dengan cara yang tak terhitung jumlahnya. Sudah berjam-jam mantan analis intelijen Itadori Yuji mendengar ceramah Kakek tersayang ini, tapi tidak ada yang bisa menghentikan bibir itu bergerak.
Ketika hendak melakukan sesuatu seperti memberikan hasil potongan buah pada keluarga satu-satunya, mendadak nada suara naik satu oktaf.
"Kau, tidak tahu kah bahwa aku sedang sangat marah?" Tanya Kakek Yuji dengan muka merah.
Di balik cuaca yang cerah, terdapat badai di hati Kakek kandungnya, jangan lupa efek petir yang mengitari puncak kepala.
Parah, pikir Yuji. Dia belum pernah melihat Kakek semata wayang nya marah sebesar ini, mencipratkan butiran-butiran huruf yang menyakitkan. Kakek Yuji terus mengomel, tampak tidak ada niat berhenti.
Ketika pintu kamar bergeser membuka, Yuji tidak perlu menoleh. Dia sudah tahu dengan suara langkah dari sepatu pantofel pria, mengenakan kemeja putih, celana kain hitam yang menutupi otot bisep dan trisep. Menghampiri Kakek Yuji.
"Senator Gojo." Ucap Kakek Yuji senang.
Yuji bete. "Mau apa kau disini? Aku sudah bilang ingin sendiri."
"Harap jaga sikapmu, Yuji!!!"
"Tapi-"
"Kau saja yang keluar Yuji."
Dengan kemarahan, Kakek Yuji mengusirnya dari kamar rumah sakit.
"Aku ini cucu kandung Kakek. Seharusnya yang harus diusir itu dia yang bukan siapa-siapa."
Bukan siapa-siapa? Kakek Yuji benar-benar emosi. Tak seorang pun tidak mengenal nama Satoru Gojo. "Apakah kau sudah gila? Keluar!"
Dengan tenang, Yuji meletakkan piring berisi potongan buah di atas meja.
Kini matanya menatap benci kepada pahatan pria yang sempurna. "Puas dengan semua ini."
Satoru membalas tatapan Yuji. "Aku tak mengerti kalau kau bisa keliru. Apa selama setahun berhenti dari pemerintahan membuat IQ mu rendah?!"
Lelaki itu menekankan kata 'IQ' kuat-kuat untuk Yuji.
Yuji menyunggingkan senyuman tipis ketika keluar.
"S***," Kata Yuji setelah keluar. "Sekarang si pria gila itu merebut perhatian kakek."
Di bawah tekanan, Yuji mengarahkan kaki-kakinya yang enggan menuju pintu keluar rumah sakit. Begitu keluar, sudah banyak mobil dari stasiun televisi, serta reporter, berkumpul seperti pasukan semut menyerbu rumah sakit.
"Siapa lagi kalau bukan Satoru Gojo." Senyum Yuji yang sebenarnya memberitahukan posisi Senator kepada mereka. Dan arti dari semua perlakuannya agar Satoru tidak bermain-main dengan mantan analis.
Kedua kaki melangkah bebas keluar dari wilayah rumah sakit.
Ketika salah satu bodyguard membisikkan situasi yang terjadi kepada Satoru, dia hanya tertawa. Matanya yang biru terang, memberi isyarat bahwa dia akan ikut dengan permainan, istri kecilnya.
"Setidaknya dia mengucapkan salam," Kesal Kakek Yuji. "Nak Gojo tolong jangan marah terhadapnya."
Satoru menggenggam tangan Kakek Yuji.
Memberikan senyuman hangat, berbincang-bincang untuk serangkaian hubungan pekerjaan. Mengulur waktu sampai reporter bisa ditenangkan. Tanpa harus melakukan kekerasan, para reporter harusnya mengetahui etika bahwa rumah sakit merupakan tempat bagi pasien. Mereka tidak bisa seenaknya menerobos masuk maupun mengganggu ketenangan pasien. Dalam sekejap, satu demi satu reporter memutuskan mundur. Hingga tak tersisa satupun.
Satoru berdiri sambil menundukkan kepala kepada Kakek Yuji. Dia ingin sekali memberi hukuman untuk istrinya yang kurang kerjaan. Yuji yang sedang makan di restoran vegetarian tiba-tiba menggigil.
Firasat buruk. Beberapa saat kemudian, orang yang ditunggu Yuji datang.
___
To Be ContinueCATATAN PENULIS:
Cerita ini saya persembahkan bagi pengikut dan pembaca setia. Terima Kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
The SICKNESS
Horror⚠ Warning : 1. Cerita ini mengandung shounen-ai 2. Demi keamanan beberapa chapter akan di private 3. Nama-nama tokoh diambil dari salah satu manga yang terkenal yaitu Jujutsu Kaisen. 4. Ini hanya lah cerita yang dituangkan di wattpad 5. Bagi yang in...