RESTORAN YANG BERJAUHAN dengan pusat distrik memberikan suasana yang tepat secara psikologis, yaitu ketenangan dan privasi. Ini menjadikannya sebagai tempat-populer yang ironis untuk pertemuan penting bagi para politkus Distrik 1. Malam ini ramai, dipenuhi keriuhan perangkat makan perak, mesin espresso, dan percakapan ponsel.
Sang protagonist sedang meneguk jus jeruk secara diam-diam ketika perempuan itu masuk. Dia menyapa sambil menyunggingkan senyum terlatihnya.
"Selamat malam," sapanya. "Ada yang bisa saya bantu?"
Perempuan itu menarik, berusia pertengahan 30, mengenakan celana panjang flannel hitam tersetrika rapi, blus Laura Ashley warna mocha, dan sepatu pantofel konservatif warna cokelat. Posturnya tegak dengan dagu sedikit terangkat; tidak angkuh, tapi mengesankan kekuatan. Rambut perempuan itu coklat dan ditata dengan gaya popular pada tahun 1960-an "Bob"-tergerai lebat, bagian bawahnya melengkung di bahu... cukup panjang untuk terlihat seksi, tapi cukup pendek untuk mengingatkan bahwa mereka sedang melakukan pertemuan penting.
"Lalu lintas dalam keadaan yang buruk," kata perempuan itu dengan nada ramah. "Saya rasa Anda sudah membaca kasus yang akan dikerahkan Kepala Pemerintah melawan Senator Gojo."
Mendadak saraf sang protagonist bergelenyar. Senator Satoru Gojo. Senator itu pelanggan tetap dihati masyarakat dan saat ini merupakan salah seorang lelaki paling terkenal di seantero negeri. Minggu lalu, setelah membabat habis kedua belas kandidat koruptor dari partai republic, jelas dicalonkan oleh semua orang sebagai Kandidat Kepala Pemerintahan. Banyal individu yang percaya bahwa senator itu memiliki peluang besar merebut Gedung Pimpinan dari Kepala Pemerintahan yang siap melawannya pada musim gugur mendatang. Belakangan ini wajah Satoru seakan muncul di setiap majalah Nasional.
"Senator Gojo sudah lebih dahulu memberikan perhatian terhadap kasus ini," Kata Yuji. "Dan, kita sudah ketinggalan langkah?"
"Senator Satoru Gojo. Suami Anda. Harusnya sudah tahu kelemahan apa yang dimiliki. Anggap saja berbakti untuk penugasan terakhir Anda kepada Kepala Pemerintahan."
Betapa tololnya aku, pikir Yuji. Kelicikkannya jelas terlihat. Perempuan itu mewarisi mata tajam dan pembawaan kata pedas - aura elegan dan harga diri tinggi yang tak bercela. Jelas yang mengetahui pernikahan buruknya hanya Kepala Pemerintahan dan sekertaris pribadinya, seakan menyandang berkah dengan fakta yang bisa membungkam Yuji.
"Senang mendapat pujian Anda, Ms. Sasaki. Semoga Mr. Iguchi cepat sembuh dari ketamakannya."
Ketika mendengar ucapan Yuji, Setsuko merasa malu dan marah oleh perkataan tersebut yang bisa saja di dengar orang lain. Tunangannya masuk dalam kandidat koruptor dan masih dalam proses penyelidikkan. Hanya sedikit orang yang bersantap, memberikan rasa lega terhadap hati Setsuko.
"Jam 9." Ucap Setsuko. "Jangan terlambat."
Setsuko mengantarkan diri melintas ruang makan, menuju pintu keluar restoran.
***
KETIKA YUJI TIBA di apartemen pribadinya, Satoru sedang bicara tegas di ponsel mengenai salah satu pondasi kasus. Sekilas dia mendongak memandang Yuji, lalu mengetuk-ngetuk arloji Cartier-nya untuk mengingatkan jam pulang malam istrinya.
Aku membencinya, pikir Yuji.
Sudah lama dia tidak tinggal serumah dengan musuh yang disebut suami. Yuji menduga bahwa mata-mata suaminya yang lebih mendahului informasi di luar batas nalar. Senator Satoru Gojo. Lelaki itu berambuk perak, politikus pintar dan diberkahi tampang yang digilai sejuta umat kaum hawa. Semua itu cocok mengingat banyak tokoh hebat turut mendukung posisi yang akan diduduki.
KAMU SEDANG MEMBACA
The SICKNESS
Horor⚠ Warning : 1. Cerita ini mengandung shounen-ai 2. Demi keamanan beberapa chapter akan di private 3. Nama-nama tokoh diambil dari salah satu manga yang terkenal yaitu Jujutsu Kaisen. 4. Ini hanya lah cerita yang dituangkan di wattpad 5. Bagi yang in...