Chapter 4

614 88 21
                                    

Sudah kemarin gadis itu menyatakan perasaannya, aku cukup terkejut mendengarnya. Aku tidak bisa berucap lagi, akan tetapi setelah dia katakan, ia langsung meninggalkanku ditempat itu sebelum aku menjawabnya.

Aku ingin tahu gadis itu sedang apa sekarang, apa dia terus memikirkan bahwa aku suka dengan Yuu-kun, padahal Yuu-kun ku anggap adik kesayanganku, ya berarti sangat mencintainya dalam kutip sebagai kakak yang baik untuk Yuu-kun.

Aku tidak ingin berkecamuk memikirkannya, lebih baik aku mengerjakan tugas saja untuk sementara waktu.

"Oh, benar ternyata (Name)-chan menyatakan perasaannya kepada Sena-kun."

Pemuda yang bernama Kaoru datang dan merangkul sahabatnya yang sedang suram itu.

"A-apa maksudmu, hah?! Tahu darimana?"

"Hah, dasar. Beritanya sudah menyebar satu sekolahan, loh lalu kamu jawab apa sama (Name)-chan."

"Aku juga belum menjawabnya, tapi dia langsung pergi."

"Hah, kasihan sekali. Andai saja itu aku pasti enggak akan kutolak, dah. Dasar Sena-kun itu bodoh, ya."

Aku langsung berdiri, mendengus kesal terhadap Kaoru. Bukan membantu, malah mengatakan aku bodoh. Dasar tidak tahu diri, sendirinya juga bodoh.

"Hah, mana mau (Name) sama kau yang notebane-nya playboy, dan aku tidak bodoh. Chou uzai."

"Kalau begitu bilang saja kalau Sena-kun benar suka sama (Name)-chan, kalau tidak 'kan bisa kau tolak, gitu aja susah," jelas Kaoru susah payah menjelaskanku.

"Aku setuju!"

Pemuda bersurai coklat menghampiri kami, sebenarnya malas banget melihat mereka hari ini.

"Walaupun aku juga suka (Name)-chan, tapi aku sudah merelakannya, demi sahabatku ini, haha." Morisawa dengan antusias menyemangatiku.

Aku juga bersyukur memiliki teman yang selalu disamping, walaupun aku melihat mereka semua bodoh sih.

"Terima kasih untuk semuanya."

━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━

Bel berbunyi menandakan waktu kegiatan belajar selesai, digantikan dengan istirahat.

Tanpa panjang berpikir, aku lekas meninggalkan kelas dan berjalan kearah lorong kelas 2.

Selama aku berjalan menuju ketempat tujuanku, entah kenapa mereka membicarakan gosip tentang aku. Dasar mereka cuma kerjaannya ngomongi orang saja, chou uzai.

Aku mempercepatkan langkahku, tanpa memikirkan apapun selain (Name) yang menjadi prioritasku sekarang.

Tak sadar, aku sudah berada didepan kelasnya. Aku mengintip dari pintu kelasnya dan melihat keberadaan (Name).

Namun, seseorang yang ku cari tak tampak disana. Apa dia kekantin? batinku.

Aku memutuskan menunggu di depan kelasnya, dan menyibukan diri dengan smartphone-ku selagi menunggu (Name) ke kelasnya.

Tapi, menit ke menit berganti, masih saja (Name) tidak menampakan dirinya. Dan akhirnya aku berbalik arah meninggalkan kelasnya, mungkin (Name) berlama-lamaan bersama temannya dikantin, daripada aku menunggu terlalu lama. Mungkin aku akan bertemunya sepulang sekolah nanti.

"Izumi-san!"

Aku membalikan badan, menoleh arah suara. Ternyata Yuu-kun yang memanggil. Aku menghampiri pemuda berkacamata itu.

"Izumi-san sedang apa di lorong kelas dua, ini. Apa mau bertemu denganku?" tanya Makoto dengan ragu-ragu.

"Kalau hari lain atau kemarinnya, iya aku akan menemuimu terus, tapi tidak sekarang aku harus bertemu (Name)," kataku.

"Ah, (Name)-chan, ya." Makoto menggaruk tengkuk yang tidak gatal, sepertinya bingung mau menjawabnya.

Aku pun mengganguk pelan, "Iya, sekarang dia dimana? Ada hal yang perlu aku bicarakan dengannya."

"Emm, maaf Izumi-san sebenarnya (Name) ...."

"Memang kenapa (Name), Yuu-kun?"

"Dia tidak akan menemuimu, Izumi-san. Karena (Name) hari ini tidak masuk sekolah."

"Apa?!"

𓍯 𝐑𝐞𝐝𝐚𝐦𝐚𝐧𝐜𝐲 | S. Izumi【✓】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang