Prolog

18 0 0
                                    

Kim Sora POV

"Ya! Onni! Sampai kapan kau akan pulang jam 12 malam seperti ini? Pantas saja kau tidak punya pacar, kasian pacarmu nanti kau tidak punya waktu untuknya."

Dia adikku. Namanya Kim Yoona. Dia sedang menginap di apartemenku.

Aku mengunyah makanan tengah malamku sambil berbicara, "aku kan tidak seperti kamu yang kerjaannya pacaran terus."

"Iihh Onni!" Yoona melempar bantal ke arahku. "Ini sudah Desember! Ingat ada kumpul keluarga, apa kau tidak bosan ditanyai 'mana pacarmu' 'mana pacarmu'?"

Ya keluarga kami memiliki tradisi setiap natal pasti mengadakan kumpul keluarga. Tidak pernah absen. Tradisi ini sudah kami lakukan semenjak kami sekeluarga pindah ke New York. Ayahku kerja di New York maka semua keluarganya diajak ikut pindah juga.

Desember adalah bulan ulang tahunku tapi sekaligus bulan yang paling ingin aku hindari. Karena hanya aku yang setiap tahunnya tidak membawa pasangan pada acara kumpul keluarga tersebut. Aku bukan tipe yang mudah galau karena sampai usiaku sekarang aku belum punya pacar, tapi karena selalu ditanya 'mana pacarmu' tentu saja itu membuatku muak.

"Aku sudah melakukan semua saran dari kamu dan Onni Tae. Tapi hasilnya nihil. Aku pasrah, Yoona."

"Masih ada satu cara lagi kan? Kencan buta yang direncanakan Onni Tae untukmu lusa nanti."

"Ah, iya tinggal satu cara itu. Aku sudah mengajukan cuti agar aku bisa ikut kencan buta."

"Semangat, Onni! Fighting!"

Fighting! Oh Tuhan, sekali ini saja, aku harap aku bisa membawa pasangan ke acara kumpul keluargaku natal tahun ini.

Park Jimin POV

"Jimin, bagaimana?"

"Aku akan bilang ke managerku dulu, Eomma."

"Eomma akan mengirimkan foto wanita yang akan dijodohkan sama kamu. Nak, semoga dengan ini Appa bisa sembuh."

"Ya, Eomma."

"Kamu baik-baik ya di sana. Selamat tidur."

"Eomma juga ya."

Bersamaan dengan saat kutekan tombol merah, ada satu pesan masuk dari Eomma. Dia mengirimiku foto wanita yang akan dijodohkan denganku.

Ayahku sakit parah. Itu membuatku harus menghadapi perjodohan ini. Suka tidak suka. Mau tidak mau. Aku adalah penerus tunggal perusahaan Park yang dimiliki Ayahku. Sebagai penerus aku diharuskan menikah di usiaku ke 25 tahun ini.

Ini adalah dilema bagiku. Di satu sisi aku adalah CEO penerus di perusahaan Park, di sisi lain aku juga adalah member dari boyband Korea yang sedang berada di puncak ketenarannya. Dan saat ini aku bersama member yang lain sedang berada di New York. Kami sedang mempersiapkan world tour kami.

Bila aku memilih untuk menikah, karir grup boyband kami sudah tentu akan hancur. Kesehatan ayahku juga sangat penting. Mana ada anak yang tega membiarkan orang tuanya sakit. Lantas, apa yang harus kulakukan?

Jin merampas ponselku saat pikiranku berkelana kemana-mana. Dia melihat foto wanita itu di layar ponselku.

"Jadi ini yang akan dijodohkan denganmu? Cantik juga."

"Hyung, ini bukan saatnya untuk memuji kecantikannya." Kuraih kembali ponselku.

"Jimin, lebih baik kita cari udara segar yuk. Aku khawatir dengan kondisimu yang seperti ini." Jin mengajakku keluar.

"Kemana?"

"Cari wanita yang lebih cantik dari yang fotonya ada di ponselmu itu."

"Itu bukan udara segar namanya."

"Sudah, ikut saja. Jongkook juga ikut."

Mungkin memang lebih baik aku ikut agar melupakan dilema ini sejenak.

Serendipity ( PJM fanfic )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang