Park Jimin POV
Sudah pasti Jin Hyung akan mengajakku ke sini. Ini adalah bar favorit semenjak kami datang ke New York. Kalau tidak ada latihan, kami sering menghabiskan waktu malam yang panjang di sini. Kini aku hanya ditemani Jin Hyung dan Jungkook.
Seperti biasa aku memesan wine kesukaanku. Wine seperti minuman ajaib yang bisa menghapus semua kepenatan yang ada di dalam pikiranku.
Ketika pelayan mengantarkan wine pesanan kami, Jin Hyung mengeluarkan foto-foto cewek cantik dan menatanya di meja.
"Ayo dipilih, Jimin. Untuk menghapus kegalauanmu. Satu malam ini saja aku yang akan membayarnya."
"Hyung! Kau sudah gila?" Aku kaget Jin Hyung menawariku tidur dengan wanita malam ini. "Segalau apapun, aku tidak akan melakukannya."
"Memang kau galau kenapa, Jimin Hyung?" Jongkook bertanya padaku.
"Galau karena dijodohin." Malah Jin Hyung yang menjawab.
"Dijodohin? Memangnya Jimin Hyung susah cari cewek sampai dijodohin? Bukannya dia CEO of filrting? Wkwkw." Jungkook tertawa.
"Kau pikir ini lelucon?" Jin menatap Jongkook tajam.
Tawa Jungkook terhenti. "Cinca ya? Benar-benar dijodohin?"
"Wine nya sudah datang! Ayo cheers!" Aku berusaha mengalihkan topik pembicaraan. Kuangkat gelasku yang sudah kuisi dengan wine.
"Benar juga. Kita ke sini untuk minum, bukan untuk membicarakan masalahmu." Jin Hyung akhirnya mengembalikan foto-foto itu ke tempatnya semula dan mengangkat gelasnya juga.
Jungkook pun mengangkat gelasnya. "Cheers!!"
Kami saling menubrukkan gelas kami hingga menimbulkan suara 'cling'. Ketika aku ingin meminum wine di gelasku, terdengar suara wanita minta tolong.
"Hyung, kau dengar itu?"
"Dengar apa? Lagunya? Ya kedengaran sekali sampai kupingku panas."
Musik di bar itu memang dimainkan dengan volume tinggi. Alih-alih suara musik, aku malah mendengar suara wanita minta tolong. Anehnya hanya aku yang mendengarnya dengan jelas. Kutaruh gelas wine yang masih penuh itu di meja. Aku mencoba mencari dari mana suara itu berasal.
"Ya! Jimin, kau mau ke mana?"
"Aneh, tumben dia tidak menghabiskan winenya sekali teguk."
"Dia bahkan belum meminumnya. Kenapa dia?"
Ternyata suara wanita minta tolong itu berasal dari toilet laki-laki. Kumasuk ke dalam toilet. Dan benar saja ada sepasang kekasih yang sedang bermesraan di sana. Yang benar saja mereka ingin bercinta di toilet? Tapi kenapa cewek itu teriak minta tolong? Cewek itu terlihat putus asa dan lemas. Aku harus menolongnya.
"Kalau mau bercinta jangan di toilet dong. Di kamar hotel sana."
Laki-laki itu menoleh. Mungkin karena aku datang mengganggu mereka, jadi laki-laki itu kehilangan selera untuk bercinta. Laki-laki itu meninggalkan wanitanya begitu saja. Aku yakin mereka bukan sepasang kekasih. Tebakanku wanita itu dipaksa untuk melakukan hal yang tak senonoh.
Kudekati wanita itu. Wajahnya terlihat pucat dan dia berusaha mengatur napasnya.
"Kamu tidak apa-apa?"
Kepalanya terangkat lalu dia menatapku. Matanya indah sekali.
"Ya aku tidak apa-apa. Gomawoyo."
Dia berterima kasih dengan bahasa Korea. Sudah kuduga. Dia orang Korea.
Kulepas jaketku. Apa yang kau lakukan, Jimin? Otakku seakan menolak yang kulakukan tapi hatiku menggerakkan tubuhku. Kututupi kepala wanita itu dengan jaketku.
"Pakai ini agar kamu tidak malu keluar dari toilet cowok." Kubalas pakai bahasa Korea juga agar dia tahu aku orang Korea.
Mataku memerhatikannya melangkah sampai keluar toilet. Kuikuti dia. Sampai di luar toilet, aku melihatnya dipeluk oleh seorang wanita. Wanita itu terlihat meminta maaf dan mereka menangis bersama-sama.
Diam-diam aku terus memerhatikannya dari kejauhan sampai kedua wanita itu keluar dari bar. Kemudian aku kembali menghampiri Jin Hyung dan Jungkook.
"Ya! Dari mana saja kau?" Jin Hyung menanyaiku.
Kududuk terdiam. Menatap gelas wine yang penuh di hadapanku dengan tatapan kosong. Hari ini pertama kali dalam seumur hidupku, aku tidak berselera minum wine.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity ( PJM fanfic )
FanfictionKim Sora, seorang editor dan penerjemah di sebuah penerbit. Pada Desember tahun ini usianya menginjak 24 tahun. Bulan Desember adalah bulan yang paling Sora tunggu karena bulan ulang tahunnya tapi sekaligus bulan yang paling ingin ia hindari. Mengap...