- Day 15 -

92 27 2
                                    

Sebenarnya, aku bosan dengan bau rumah sakit.

Baunya sangat menyengat. Dan terkadang, hidungku lelah mencium bau itu. Aku tidak tahu mengapa hidungku bisa lelah hanya karena menghirup udara di dalam bangsal yang baunya itu-itu saja. Aku juga baru menyadari mengapa aku baru protes hari ini padahal aku sudah tinggal lama di sini.

Berapa hari, ya? Kurasa banyak sampai rasanya sulit dihitung dengan jari.

Apa aku harus meminta bantuan pada Chanyeol berapa hari dia datang ke sini? Atau tanya Jongdae. Omong-omong, Jongdae sakit apa ya? Dia juga sudah ada di sini sebelum aku ada di sini.

"Jongdae, Jongdae," panggilku saat itu, sedikit keras karena siapa tahu Jongdae telinganya rusak.

"Kenapa memanggil?" balas Jongdae dengan suara cempreng.

"Keluar yuk!"

"Hah? Ke mana?"

"Keluar dari sini lah, kamu nggak bosen?"

"Bosen sih, hari ini Mamaku nggak berkunjung karena ada urusan di rumah. Tapi kan ..." Jongdae diam. "Berbahaya nggak sih keluar cuma berdua?"

"Nggak perlu takut, ada aku. Aku kan pemberani." kataku percaya diri sambil membusungkan badan.

"Aku nggak yakin."

"Aduh, Jongdae, kamu nggak perlu takut. Lagipula, hari ini kita nggak sedang diimpus, kan? Kita bisa pergi tanpa susah-susah mendorong impusan. Ayo keluar!"

"Tapi kita nggak tahu jalan ke luar, Areum!" kata Jongdae dengan kesal. Suaranya sedikit ngotot dan kurasakan dia saat ini sedang gemetar ketakutan.

"Aku tahu kok caranya ke luar dari sini. Omong-omong, kalian mau ke mana?" Itu suara Chanyeol.

Aku langsung menoleh entah ke arah yang mana. "Chanyeol, keluar yuk!"

"Yakin?" tanya dia.

Aku menyatukan kedua alis. "Tentu, aku bosan di sini."

"Padahal hari ini aku bawa buku dongeng loh tentang red riding hood. Dengar Jongdae, pelafalan bahasa inggrisku bagus, kan?"

"Enggak juga, bagusan juga aku. Red riding hood," balas Jongdae tidak kalah semangat menyaingi Chanyeol.

Sebentar. Sebentar. Kenapa jadi mereka fokus sendiri sih!?

"Hey, teman, jangan lupakan aku. Mari bermain di luar. Dan untuk Chanyeol, kamu bawa bukunya juga keluar bersamaku. Kamu bisa membacanya nanti."

"Yakin kamu mau keluar? Kamu kan nggak seperti kelelawar, Areum."

"Aku akan hati-hati, lagipula ada kamu kan. Kamu bisa menjagaku karena kamu lebih tua dariku, dan jika Jongdae ikut, dia juga akan menjagaku. Aku akan berjalan ditengah-tengah kalian," jelasku pada Chanyeol.

"Suster dan Dokter pasti marah jika kita ketahuan keluar tanpa didampingi orang dewasa," kata Jongdae.

Aku mengerang keras. "Ih, kalian cupu deh."

"Cupu?" Chanyeol terdiam sebentar. "Areum, ayo kita ke luar!" katanya menggebu-ngebu.

Aku tersenyum berseri-seri. Lalu ada tangan yang menggapai tanganku, menuntunku untuk turun dari tempat tidur.

"Chanyeol," panggilku saat itu juga. "Tuntun yang benar, ya? Kalau jatuh, nanti sakit."

"Aku tahu kalau jatuh itu sakit. Dan tenang aja, aku akan menjagamu, NGGAK SEPERTI DIA TUH YANG CUPU!"

"AKU AKAN IKUT!" teriak Jongdae keras-keras. "Aku nggak cupu ya!"

"TAPI CENGENG!"

"Aku nggak bakalan nangis mulai hari ini!"

"Ya udah, ayo ke luar!" kataku pada Chanyeol sambil menggoyang-goyangkan tangannya ke depan.

"Ya udah ayo-ayo!" ajak Chanyeol mulai berjalan ke depan.

"Tungguin dong!" teriak Jongdae heboh dari arah belakang.

"Loh, mau ke mana?"

Mendadak hening.

Langkah kaki Chanyeol juga berhenti, dan aku jadi ikutan berhenti karena dia. Di belakang sana tidak terdengar pergerakan Jongdae yang turun dari tempat tidur.

Aku mengernyit dahi. "Ada apa?" bisikku pada Chanyeol.

"Hayo, pada turun dari tempat tidur mau ke mana coba?"

Tunggu deh, kok sepertinya aku kenal suara ini. Tapi siapa ya?

"Magic hand," kata Chanyeol sambil berbisik.

Nah, iya, suaranya Dokter Kim. Suaranya Dokter Kim memang sedikit berat dan kelihatan seperti suara Ayahku. Sepertinya dia sudah tua.

"MAMA, ADA DOKTER KIM! NGGAK MAU DISUNTIK LAGI SAMA DIA, HUAAAAAAAAAH......"

"Eh, eh, nggak kok. Aku nggak bakalan suntik lagi. Jangan nangis ya, cup-cup-cup."

Meskipun Dokter Kim mengatakan itu sambil tertawa canggung ala orang dewasa. Jongdae tetap menangis meraung-raung. Padahal, sebelumnya dia sudah berjanji untuk tidak menangis mulai hari ini.

Mungkin lain kali.

Anak kecil seperti kita memang masih sulit untuk menempati janji.

"Dokter B, ke mana ya?" tanyaku ditengah-tengah keramaian bangsal yang semakin menjadi karena ulah Jongdae dan Dokter Kim.

"Dokter B, ke mana ya?" tanyaku ditengah-tengah keramaian bangsal yang semakin menjadi karena ulah Jongdae dan Dokter Kim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ニャン
January 7th 2021
ฅ^•ﻌ•^ฅ

⑴BEAUTIFUL STRANGER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang