┏━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┓
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠-!
┗━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┛
•
•
.
."Kamu yakin enggak mau makan apa-apa?" tanya Azalea setelah nasi goreng pesanannya datang.
"Iya, aku nggak nafsu makan. Kamu makan aja, katanya perut mu udah nyanyi daritadi," ujar Thalia lalu menyeruput es teh pesanannya. Memang, dia tengah tidak nafsu makan sejak kemarin. Azalea terkekeh pelan lalu mulai menyantap nasi gorengnya.
"Em, Lea!" Azalea menoleh ke arah Thalia sambil meminum es jeruk nya karena kepedasan. "Kenapa kamu sampai pindah sekolah?"
Azalea berhenti meminum es jeruk nya. Dia tengah berfikir, apakah Thalia harus tahu? Tapi tetap saja ... Azalea masih ragu.
"Aku belum siap menceritakan semuanya. Yang pasti ada kejadian aku dimanfaatkan oleh teman-teman ku sendiri dan juga bagaimana rasanya dikhianati," jawab Azalea enteng sambil melanjutkan makannya.
"Bukannya aku enggak mau cerita sama kamu, hanya saja aku ... gak mau inget itu lagi."
"Ah, tentu. Gak apa-apa kok, lagipula emang setiap orang punya privasinya sendiri," jawab Thalia maklum.
Mereka terus mengobrol membahas apa saja yang menjadi topik yang menarik bagi mereka berdua. Thalia juga sempat meminta nomor HP-nya Azalea agar mereka lebih mudah berkomunikasi nanti.
Bel masuk telah berbunyi, namun Azalea belum selesai juga makannya--karena kebanyakan mengobrol tadi, sampai-sampai Thalia terus menyuruhnya untuk cepat-cepat menghabiskan makanannya. Dan berakhir Azalea tersedak makanannya sendiri.
Thalia dan Azalea berlari-lari menuju kelas mereka berdua, takutnya Bu Hera--guru Biologi--sudah mengisi kelas. Sampai di depan pintu kelas, Thalia dan Azalea menghela nafas lega karena Bu Hera belum datang. Kemudian mereka berdua duduk di bangku masing-masing sambil menetralkan nafas mereka.
Dirga memasuki kelas sambil membawa kertas di tangan kanannya. Kemudian dia mengumumkan kalau guru-guru tengah rapat dan Bu Hera menitipkan tugasnya kepada Dirga. Entah keberuntungan atau apa, hari ini kelas XI IPA-2 jamkos terus dari jam pertama tadi.
Bukannya mengerjakan tugas, cowok-cowok sok kegantengan di kelas ini malah mengerubungi Azalea seperti lalat yang mengerubungi kue yang sangat manis. Azalea kewalahan menghadapi serbuan pertanyaan-pertanyaan dari mereka semua. Di tengah-tengah kerumunan, dia menatap Thalia meminta pertolongan, namun Thalia hanya menatapnya sambil menahan tawa.
"Thalia! Pinjem bangkunya sebentar!" ujar Dirga ikut-ikutan mengerubungi Azalea. Apa-apaan ketua kelas ini? Thalia mendengus lalu beranjak dari tempat duduknya. Dia memilih menikmati pemandangan luar dari jendela.
Dirga ... kadang dia bisa bersikap bijaksana dan sangat bertanggung jawab. Tetapi terkadang dia juga bisa bersikap kekanakan. Apalagi waktu dia tengah jatuh cinta, bah ... benar-benar seperti orang tolol. Bisa-bisanya dulu Thalia menyukainya. Oke, sekarang ini Thalia tengah menyesali sikap tololnya dulu.
Akan tetapi dulu memang ada alasan tersendiri mengapa Thalia sampai menyukainya. Karena Dirga lah satu-satunya orang yang masih baik dengannya walaupun setelah rumor itu beredar. Entah hanya tuntutan sebagai ketua kelas atau dia memang benar-benar ingin membantunya, Thalia sudah tidak peduli akan hal itu sekarang ini.
Atau ... karena Dirga lah salah satu penyebab rumor itu.
Menutup mata dan menikmati angin sepoi-sepoi yang menerbangkan rambutnya, Thalia hanyut dalam pikirannya sendiri. Tiba-tiba dia memegangi kepalanya sendiri. Dia beranjak dari tempatnya berdiri, bersusah payah dia menerobos gerombolan cowok-cowok yang menghalangi jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐀𝐘𝐎𝐍𝐀𝐑𝐀 [𝐄𝐍𝐃]
Teen Fiction🅲🅾🅼🅿🅴🅻🅴🆃🅴🅳 "Sayonara ...." Kata yang kau ucapkan saat cahaya senja menyinari kita. Cahaya senja yang sangat ku sukai, namun begitu kau benci. Kata paling menyesakkan yang kau ucap dengan senyuman. Dulu kau mengatakannya di bawah cahaya se...