05

2.3K 251 242
                                    

Waktu semakin malam, setelah bertemu dengan Nakyung, Heejin berjalan kearah selatan taman kuliner menuju sebuah kios yang terletak di persimpangan jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu semakin malam, setelah bertemu dengan Nakyung, Heejin berjalan kearah selatan taman kuliner menuju sebuah kios yang terletak di persimpangan jalan.

"Aneh banget baru kepikiran sekarang," Gerutu Heejin sambil meraih sebuah benda dari dalam saku celananya, lantas kembali mendongak, "Udah sepi." Gumamnya.

Heejin memakai jaket yang tadi sempat dibawanya, lantas melanjutkan langkahnya, untung jaket itu bisa menutupi sebagian pahanya, jika tidak, maka Heejin tidak berani jalan terlalu jauh dari kompleks rumahnya.

Dalam hati, Heejin meluapkan segala sumpah serapah untuk dirinya sendiri karena ceroboh dalam memilih pakaian, walaupun jarak taman kuliner tidak begitu jauh, tapi'kan tetap saja, yang namanya malapetaka bisa datang dari mana saja, bahkan di dalam rumah sekalipun.

"Ekhhmm!!"

"Sendirian aja, Neng?"

Heejin mempercepat langkahnya, seseorang berdehem tepat setelah Heejin tiba di depan kios. Banyak cowok-cowok nongkrong di kios kosong samping apotik, kios itu sering digunakan untuk tempat kumpul orang-orang yang suka kelayapan dimalam hari.

Dengan cepat Heejin mendorong pintu apotik, dadanya berdegup kencang, tidak bisa mengelak bahwa ia tengah dilanda rasa panik yang berlebihan. Heejin memejamkan matanya erat-erat, tanpa sadar tangan kanannya bergerak mencengkeram erat pergelangan tangan kirinya.

Suasana apotik nampak tenang, namun Heejin merasa sangat-sangat ketakutan. Suara tawa dan siulan di luar sana membuat Heejin tercengang, pikirannya mendadak kosong.

Heejin risih, Heejin tidak suka mendengar tawa gelak mereka! Heejin benci orang-orang yang menyamaratakan perempuan, hingga memandang mereka sebagai makhluk yang lemah dan murahan. Heejin marah, tapi ia tidak bisa berbuat apapun selain diam dan merutuki dirinya sendiri.

Heejin mengepalkan tangannya kuat-kuat, rahangnya semakin mengeras.

Bugh!

"Augh!" Heejin memekik sambil memegangi sikunya yang mendapat sebuah hantaman dari gagang pintu kaca apotik yang terbuka.

"Sorry,"

Heejin mengusap-usap sikunya yang memar, jujur sakitnya tidak seberapa, tapi debaran di dadanya semakin menjadi.

"Kamu gak papa?"

Mata Heejin sontak memincing, "Kamu-kamu, Matamu!" Makinya geram, siratan emosi terlihat jelas diwajahnya. Melihat siapa yang datang dan bertanya dengan logat sok akrabnya, membuat Heejin naik pitam.

Yang dikatai tertawa, "Seriusan nanya!" Pasrahnya sungguh-sungguh.

Heejin menghela napas kasar, "Iya-iya, gak papa!" Sergah Heejin sambil mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Tumben malem-malem kamu jalan sendirian?"

Kepalan tangan Heejin semakin mengerat, "Bukan urusan lo! Dan lagi, gue gak kenal lo, berhenti ngomong aku kamu-aku kamuan, jijik." Tungkas Heejin memperingatkan, menatap cowok jangkung yang memandangnya penuh harap dengan sorot mata risih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because There Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang