Part 4

4.5K 51 4
                                    

Hallo guys

Masih adakah yang nunggu cerita ini?

Oh iya judulnya author ganti

Maaf ya author udah lama gak up karna author lebih fokus sama cerita suamiku rentenir.

Udah ada yang baca belom? Kalo belom kuy baca.

Mulai sekarang kalo misalkan author gak up selama tiga hari tolong ya teror author biar author cepat up ok?

Happy reading guys :)

Warning typo bertebaran

~~~~

      Hari pernikahan Arick dan Veronica diadakan secara tertutup. Mengingat usia mereka yang masih tergolong remaja, bisa saja membuat nama keluarga Dirgantara buruk.

Cukup sekali saja nama Dirgantara tercoreng akibat ulah bibi nya yang gila dengan harta membuat perusahaan keluarga Dirgantara hampir bangkrut.

Acara digelar di kediaman Michelle mengingat orang tua dari mempelai wanita sudah tidak menganggap Veronica sebagai anak mereka maka, wali nikah diserahkan kepada penghulu.

Mengingat kedua mempelai menikah secara terpaksa, tidak ada raut wajah bahagia yang mereka perlihatkan. Namun, hanyalah wajah terpaksa yang mereka perlihatkan.

"Arick!"

Seorang wanita berkisaran 25 tahun berteriak membuat para tamu menoleh kearahnya. Sedangkan yang dipanggil hanya menatap datar sang wanita.

Suara pukulan yang keras diterima oleh Arick, dirinya yang tak siap akan pukulan tersebut hampir terjatuh jika Veronica tidak menahan tubuhnya.

"Lo ya baru gue tinggal selama beberapa hari udah bikin ulah dasar brengsek!"

Segala umpatan dan cacian dari wanita itu lontarkan kepada Arick yang hanya diam saja.

"Apa sih mau lo sebenernya hah?!"

"Lo mikir gak sih karena kelakuan lo ini mama jadi sakit"

Terlihat dari raut wajah Arick yang terkejut saat mendengar bahwa sang mama sakit. Tapi tidak lama, Arick mengubah raut wajahnya menjadi datar kembali.

"Vira udah jangan ribut di pernikahan adik kamu! Malu sama tamu undangan"

Vira anak kedua Michelle yang saat ini berusia 20 tahun. Mempunyai tubuh yang berisi, kulit putih, tatapan matanya yang tajam, bola matanya berwarna biru, rambutnya lurus sepinggang dengan bagian ujung rambut berwarna pink, mempunyai tinggi 169,5 Cm.

Banyak yang bilang Vira ini sangat cantik dan sexy. Karena itu, Vira banyak dikejar oleh kaum laki-laki. Karena selain cantik, Vira juga mempunyai pekerjaan yang sangat menguntungkan. Menjadi direktur utama perusahaan cabang.

"Ck mama ni ngapain sih pake turun segala. Ayo naik Vira anterin"

"Veronica kamu obatin memar di wajah Arick ya"

Veronica mengangguk.

Seorang wanita dengan pakaian khas pelayan sedang fokus mengerjakan tugasnya. Dia adalah Rina, baru pertama kali dirinya masuk kerja Rina sudah dihadapkan dengan pesta pernikahan majikannya.

Berhenti sebentar dari tugasnya, Rina menyeka keringat yang ada di dahinya. Wajahnya berkeringat, bibirnya juga pucat. Jujur saja saat ini kondisinya tidak baik-baik saja.

Pusing dan lelah yang ia rasakan sangat lah mengganggu.

"Hey! Cepat bekerja jangan malas-malasan!" bentak wanita bertubuh tambun. Siska namanya kepala pelayan dirumah ini.

"Maaf"

"Halah tak usah berlagak minta maaf! Lebih baik kau ke dapur sana cucian numpuk"

Rina hanya menurut. Dengan langkah sedikit sempoyongan Rina melangkah kebelakang.

Melihat tumpukan piring kotor ia hanya bisa menghela napas.

Rina mulai mencuci piring kotor tersebut. Tetapi, pusing yang dialaminya semakin menjadi. Menggelengkan kepalanya beberapa kali agar rasa pusing itu hilang namun malah semakin menjadi.

Suara pecahan yang berasal dari piring yang jatuh kelantai sangat nyaring. Membuat Siska langsung bergegas menuju dapur.

"Astaga apa-apaan ini"

"Kamu bisa kerja gak sih hah?!"

"Baru sehari kerja kamu udah bikin banyak ulah"

"Kalo sampe Nyonya tau bisa mampus aku diomelin sama Nyonya"

"Kamu tau gak berapa harga piring itu? Bahkan gaji kamu aja gak cukup buat ganti piring itu"

Rina hanya diam menunduk.

"Ma-maaf mbak"

Suara Rina bergetar. Sungguh cobaan apalagi ini. Kenapa ia selalu melakukan kesalahan? Rina tau jika dirinya tidak bisa mengganti piring yang pecah. Ia tau harga satu piring tersebut. Kenapa dirinya selalu ceroboh?

"Maaf maaf, enak aja kamu bilang maaf sedangkan aku yang kena omel. Saya gak mau tau beresin kekacauan yang udah kamu buat terus kamu bersihin rumah ini"

Siska meninggalkan Rina yang terisak meratapi nasibnya sembari mengumpulkan pecahan piring tersebut.

~~~TbC~~~

Gimana sama part ini?

Next or stop?

Jan lupa voment ya

See you again

2. HISTORIA INACABADA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang