aku seperti biasa pergi ke sekolah sangat pagi, bahkan koridor terlihat sepi.
aku sengaja pergi pagi agar tidak bertemu Jihoon, si pembuat onar sekaligus pembully di High School.
aku takut, tentu saja. Jihoon kerap kali menganggu ku bahkan tidak segan segan membully ku di koridor yang pasti banyak murid berlalu lalang.
tidak ada yang berani menghentikan nya, karena orang tua Jihoon adalah departur sekolah ini, bahkan guru sekalipun tidak ada berani melawannya.
Jihoon punya banyak kekuasaan disekolah ini, jadi mending kamu jangan pernah berurusan dengannya.
setelah melewati koridor dan naik lift ke lantai 3 aku memasuki kelas ku yang masih sepi, aku yang pertama datang.
aku duduk dibangku ku lalu mengeluarkan earphones dan handphone ku dari dalam tas.
aku memakai earphones itu lalu menyalakan lagu day6, dan menyimpan kepala ku diatas lipatan tanganku.
dapat kudengar sudah banyak orang yang datang tapi aku masih mempertahankan posisi itu.
tiba tiba earphones ku ditarik oleh seseorang yang membuat aku terkejut dan duduk tegak.
aku menghela napas saat melihat Jihoon yang menganggu ku.
"kenapa?" tanyaku malas ke Jihoon yang sedang berdiri disamping meja ku sambil meminum colanya.
"berikan pr fisika minggu lalu, cepat." desak Jihoon sambil menodongkan tangannya ke arahku, bermaksud meminta buku fisika.
"tidak bisa, kalau kamu belum mengerjakannya kamu boleh menyontek pr ku." jawab aku.
"oh kau berani melawan ya? mau aku permalukan lagi?" tanya Jihoon sarkas.
"Jihoon bukannya aku tidak mau memberi mu, tapi kan kau bisa menyalin lagi, aku tidak mau mengerjakan dua kali." jawab aku sambil memberanikan menatap matanya.
sebenarnya aku takut membantah omongan Jihoon, tapi aku juga sudah lelah dengan perilakunya. dia terlalu sering menganggu ku.
Jihoon menggertakan giginya kesal, lalu menyiram aku dengan minuman colanya.
aku terkejut ketika minuman itu tumpah diatas kepalaku, rasanya dingin, dan baju ku seketika basah.
"cepat berikan atau aku perlakukan lebih buruk dari ini." kata Jihoon.
aku menghela napas kesal, lalu mengambil buku fisika ku didalam tas dan memberikannya kepada Jihoon, setelah itu Jihoon langsung melengos pergi.
"kamu gapapa? mau pakai hoodie ku dulu ngga?" tanya Jaemin, sahabatku. dia menyodorkan tisu kepadaku.
Jaemin daritadi melihat aku dibully lagi dengan Jihoon cuma dia tidak berani, takut kena impas juga. makanya Jaemin hanya bisa bantu saat seperti ini.
aku menatap Jaemin lalu tersenyum, "aku gapapa, lagian nanti juga kering kok." jawabku.
"terus bagaimana dengan tugas pr mu? dikit lagi bel, dan pelajaran fisika jam pertama, pasti tidak sempat untuk mengerjakannya." tanya Jaemin.
aku menghela napas pasrah, "yaudah mau bagaimana lagi, aku sudah pasti dihukum."
tak lama bel masuk pun berbunyi, Jaemin langsung pergi ketempat duduknya.
jam pertama dimulai, pak doyoung masuk kekelas dan meminta ketua kelas mengumpulkan tugas.
Yedam menghampiri meja ku, meminta tugasnya.
aku hanya menggeleng pasrah, dan Yedam langsung mengerti.
"tugasmu diambil lagi?" tanya Yedam, aku pun mengangguk.
Yedam kembali meminta buku teman sekelasnya lalu mengumpulkan tumpukan buku itu diatas meja guru.
selagi menunggu pak doyoung memeriksa tugas, kami diberikan soal lagi.
"hanya 37? satu lagi mana? siapa yang tidak mengerjakan tugas?" tanya pak doyoung sambil memperhatikan murid muridnya.
aku tunjuk tangan, yang membuat aku jadi pusat perhatian.
"kamu lagi kamu lagi. sudah berapa kali kamu tidak mengerjakan pr? asal kamu tau nilai kamu sekarang banyak yang kosong, bagaimana nanti kamu masuk kuliah impian kamu?" oceh pak doyoung.
aku hanya menunduk, sudah pasti ia akan dimarahi lagi.
"sekarang kamu tau kan hukumannya apa?" tanya pak doyoung lagi, aku mengangguk lalu bangkit dari kursi dan keluar meninggalkan kelas.
sebelum keluar aku menatap benci ke arah Jihoon yang sedang memperhatikanku.
aku sudah sering kali mendapat hukuman karena Jihoon, dan sekarang aku harus membersihkan gudang yang agak kotor.
saat aku sedang mengelap meja memakai kain ada seseorang yang menarik tanganku. aku memberontak tapi tenaganya lebih kuat daripada aku.
itu Jihoon, dan dia membawa aku ke rooftop.
"apalagi sih? kamu tidak capek apa menganggu ku terus? kamu puas ngeliat aku dihukum terus karena kamu? kamu kan anak departur ga ngerjain tugas gabakal diomelin juga kan? kenapa harus mengambil tugas ku terus menerus?" aku akhirnya mengeluarkan unek unek ku selama ini.
aku mengintikan air mata, aku sudah terlalu sabar dan sekarang rasanya ingin menangis.
"jangan nangis, aku ga suka." kata Jihoon sambil mengelap air mata ku.
aku melihat ke arahnya aneh, tiba tiba saja ia bersikap lembut.
"aku minta maaf." kata Jihoon lagi sambil menundukkan kepalanya melihat aku yang lebih pendek darinya.
hah? apa? aku tidak salah dengar? dia minta maaf? yatuhan ada apa dengannya? batinku.
"kamu sakit ya?" aku bingung kenapa dia jadi baik?
"aku serius, aku benar benar minta maaf kepadamu selama ini. aku tau ini terlambat, tapi salahkan gengsi ku karena sulit untuk mengungkapkan rasa ku." jawab dia panjang lebar.
aku mengerutkan dahiku bingung, "maksud kamu apasih?" tanya ku.
"aku suka sama kamu."
HAH?
NI P MAKSUD?
YATUHAN AKU MIMPI YA?
JIHOON? SUKA AKU?
aku terkejut, sangat. bagaimana bisa orang yang sering membully ku, menyukai ku?
"b-bagaimana bisa? aku sudah terlanjur membenci mu Jihoon." kataku.
"kalau kamu suka aku, kenapa kamu selalu mempermalukanku, mengangguku, bahkan kau tidak merasa bersalah sekali setelah membully ku." kataku lagi.
"ya kamu bisa benci aku sepuas kamu, kalau sudah puas bilang padaku. agar aku bisa mendapatkan kamu."
-----
aku double update nih, vote nya jangan lupaa.
gimana? maaf ya aku ga terlalu bisa bikin yang baper baper huhu.
ni aku kasi pict Jihoon hehe.
Jihoon in his uniforms.
KAMU SEDANG MEMBACA
TREASURE AS | Treasure
Fanfictiontreasure bisa menjadi apa yang kamu mau. typo bertebaran. started : 22-12-2020 end : -