1.

9 2 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 10 siang, Celia baru saja pulang dari taman sehabis lari pagi dan mengobrol bersama Yera. Kini ia tengah berjalan santai memasuki rumahnya.

Srettt

Baru masuk beberapa langkah dari pintu utama, tiba tiba seseorang menarik keras surai Celia, membuat Celia terhuyung ke samping.

"Kenapa baju aku belum kamu setrika!" Bentak Nayeon, kakak tiri Celia yang entah sejak kapan berdiri didekat pintu.
Celia berusaha melepas tangan Nayeon dari surainya, tapi Nayeon semakin menarik surainya membuat Celia sedikit pusing, ia sudah terbiasa mendapat perlakuan seperti itu.

"Lepas!! Aku bukan pembantu yang bisa kalian suruh suruh" Geram Celia, ia menatap Nayeon tajam.

"Ohh kamu mulai berani membantah sekarang? Hmm?! " Desis Nayeon

"Ngapain takut sama sampah sepertimu ahkk" Pekik Celia saat Nayeon semakin menarik surainya hingga Celia terhempas ke lantai.

"Jaga bicaramu sialan!!" Geram Nayeon, ia berteriak sangat keras membuat penjaga dan pembantu disana yang melihatnya terlihat takut.

"Ada apa ini? " Tanya seorang wanita dewasa yang baru saja turun dari anak tangga.

"Dia sekarang sudah berani membantahku, bahkan tadi dia mengataiku sampah"

Perempuan dewasa yang tak lain ibu tiri Celia itu berjalan mendekat ke arahnya dan Nayeon berada.

"Apa maksud kamu ngatain kakak kamu sampah, Choi Celia" Tanya Zora ibu tiri Celia.

"Dia bukan kakak aku" Desis Celia

"Ah ya, seharusnya sampah seperti kalian gak numpang di rumah ini" Lanjut Celia berusaha memberanikan diri menatap ibu tirinya itu.

Zora mengeraskan rahangnya mendengar perkataan Celia.

Plakk

Zora menampar Celia dengan sangat keras, membuat pembantu disana merasa iba pada nona nya itu, namun mereka hanya bisa melihat dari kejauhan karena takut nyonya barunya itu tambah marah.

"Jaga bicaramu jika kamu masih pengin punya mulut" Desis Zora, lalu berjongkok menyamakan posisinya dengan Celia.

"Dengar, akanku buat ayahmu sendiri yang ngusir kamu dari rumah ini"

Celia menyeringai kecil "berhentilah bermimpi hei wanita tua, emangnya kamu siapa? Kamu dan anakmu itu yang seharusnya pergi dari rumah ini"

Celia berniat untuk berdiri, tapi Zora terlebih dulu mendorong tubuhnya membuat Celia kembali jatuh terduduk.

"Kamu yang seharusnya bangun dari mimpi khayalanmu itu, akan ku pastikan secepatnya kamu keluar dari rumah ini" Desis Zora lalu pergi meninggalkan Celia.

Celia mengepalkan kedua tangannya disisi kanan kirinya, entah mimpi seperti apa yang ia dapati dulu sampai bertemu dengan orang orang jahat yang sekarang dibilang sebagai ibu dan kakak tiri.

Sementara Nayeon tampak menyeringai kecil penuh dengan kemenangan.

"Cepat Setrikain baju aku, aku tunggu" Ujar Nayeon lalu pergi menuju kamarnya.

Setelah Zora dan Nayeon pergi, bibi Ahn menghampiri Celia, ia membantu Celia untuk berdiri.

"Makasih bi" Ujar Celia seraya tersenyum pada bibi Ahn, bibi Ahn merasa bersalah karena tidak bisa membantu nona nya itu.

"Maafin bibi non" Gumam bibi Ahn menatap Celia cemas.

"Bibi gak perlu minta maaf, bibi gak salah apa apa" Ujar Celia yang masih tersenyum pada bibi Ahn, bibi Ahn adalah satu satunya orang yang pengertian kepada Celia dan selalu ada buat Celia. Bahkan ayahnya sendiri kurang perhatian kepadanya, ayahnya lebih mengutamakan kerjaanya dan hampir jarang pulang ke rumah.

Become LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang