Pelindung

543 58 26
                                    

Setelah mengusap matanya, Ni-ki bangun dan duduk di pinggir ranjangnya.Berusaha untuk melihat jam dinding di depannya, tetapi jam dinding itu terletak sedikit jauh dari posisi Ni-ki, sehingga pria muda itu harus menyipitkan mata elangnya.

Jam menandakan pukul 22.30.
Membuat lelaki yang baru saja bangun dari tidurnya ini mengeluh kesal.Ni-ki mengacak rambutnya dengan kasar.

"Eghh, sialan."

Ni-ki pun terhenti ketika ia mulai mengingat mimpi nya barusan.
Ni-ki merasa tidak biasa dengan mimpinya ini, karena semenjak kecil sampai sekarang ia selalu bermimpi buruk tentang masa lalunya.

Bahkan bisa disebut bahwa Ni-ki memiliki penyakit PTSD (mimpi buruk berulang kali).

Tapi kali ini mimpinya berbeda.
Aneh, tidak biasa, canggung, atau mungkin bisa disebut...
Mimpi indah?

Aghh.Memikirkan hal itu saja membuat Ni-ki merasa pusing.Ia mulai memijat pelan dahinya lagi.Seketika ia terhenti saat mendengar suara dering telepon ponsel pintar yang tergeletak di meja sebelah ranjangnya.

Ni-ki hanya melirik ponselnya sebentar dan matanya sedikit membulat ketika melihat nama seseorang yang meneleponnya.

Jay.

Ni-ki mengambil ponselnya dan memilih terima pada panggilan telepon itu.
Dengan tatapan datar Ni-ki menaruh ponsel itu di telinganya.

"Hm?"

"Heyyoo Ni-ki~!"

Suara berat Jay sangat terdengar jelas bahwa lelaki itu sedang mabuk.
Ni-ki hanya diam dan memutar bola matanya malas.
Tiba-tiba ada suara yang berbeda terdengar di ponsel itu.

"Ni-ki, ini Jake."

"Apa?"

"Kemarilah.Aku, Jay, dan Heeseung rayakan kenaikan kelas di Bar.Jay sudah mabuk parah haha, cepat kemari!"

Ni-ki pun mengerutkan alisnya dan menghela napas berat.

"Yang benar saja, sekarang?"

"Iya sekarang Ni-ki, cepat!"

Ni-ki segera mematikan teleponnya secara sepihak dan menghela napas lagi.

"Ha...kenapa aku harus bangun jam segini.."

Tanpa pikir panjang lagi, Ni-ki segera berdiri dan berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya.Setelahnya, Ni-ki segera mengganti celana pendeknya dengan celana jeans dan memakai jaket kulitnya yang berwarna hitam.Ni-ki memakai jaketnya dengan membiarkannya terbuka tanpa mengancingkannya, sehingga kaos hitam di balik jaketnya itu terlihat di bagian depannya.

Karena jarak antara bar dengan rumah megah milik peninggalan orang tua Ni-ki ini tidak terlalu jauh, Ni-ki memutuskan untuk berjalan saja menuju ke bar.Seperti biasa, Ni-ki berjalan santai dengan kedua tangannya yang ia masukkan ke masing-masing kantong celananya, tentunya dengan tatapan datarnya di sepanjang jalan.

Namun, tatapan datarnya ini juga tidak main-main.Karena wajah Ni-ki yang juga bisa disebut tampan, banyak wanita-wanita yang menoleh dan memperhatikan Ni-ki yang tengah lewat di kerumunan itu.
Tapi sebanyak apapun mata memandangnya, Ni-ki tetap cuek dengan tatapan datarnya tanpa menoleh sedikitpun.

Udara di luar bahkan lumayan dingin, sehingga Ni-ki sedikit mempercepat langkahnya.Karena Ni-ki melangkah dengan sedikit cepat, ia dapat merasakan wajahnya semakin terasa dingin dan sedikit memerah.

Tidak lama, Ni-ki sudah sampai di tempat tujuannya.Baru pertama masuk pun Ni-ki sudah disambut oleh beberapa wanita-wanita yang seksi, bahkan ada yang mencoba untuk menggoda Ni-ki, tapi Ni-ki tidak menghiraukannya dan terus berjalan mendekati kerumunan yang tidak asing itu.

RETURN (SungSunKi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang