Prolog

29 2 0
                                    

Mata sayu Rara dan Rere tercetak sangat jelas ketika mereka saling menatap Bahkan tak butuh lama muncul air mata dari pelupuk mereka. Segala kerapuan berada jelas dalam sorot mereka. Ikat rambut Rere terlepas sampai rambutnya terlihat jelas. Memeluk dan mengelus-elus rambut Rere yang khas turunan indonesia-india itu. Kali ini, terpaksa mereka harus berpisah dalam waktu itu juga.

Safa wanita berusia 40 tahun itu memutuskan untuk bercerai dengan Samir suaminya. Ia dianggapnya tidak setia. Samir memiliki wanita simpanan yang sudah memiliki anak juga.

Wajah pucat serta tubuh yang lemah ia berat hati melepaskan Rara. Saudara kembar Rere yang baru berusia 10 tahun untuk tinggal bersama mantan suaminya itu.

Semua memori yang terjadi selama sebulan yang lalu seakan-akan kembali menghantuinya. Setelah ia mendengar kabar tentang kepergian Samir yang membawa Rara pergi jauh ke India.

"Dasar laki-laki bangsat! Kenapa ia tega memisahkan Rere dan Rara begitu jauh" Safa berseru keras, sambil menangis.

Dia tahu apa alasan Samir membawa Rara pergi jauh. Mantan suaminya itu berusaha untuk menghilangkan tentang mama dan kembarannya dari pikiran anak itu.

"Sekarang Apa yang harus kulakukan? Aku bingung, Aku tak rela Rara pergi jauh dariku." Anna berusaha menenangkan pikiran Safa yang sedang kacau.

"Sudahlah Perbanyaklah istighfar dan berdoa kepada Tuhanmu."
Safa menggerakkan sedikit kepalanya, tak sanggup menatap Anna Adiknya.

"Aku menyesal! Tidak mengerti apa kata ibu. Ibu sudah jelas tidak merestui hubunganku dengannya. Tapi aku tetap menikah dengannya. "Isak tangis Safa semakin keras.

Terdengar suara Rere dari arah belakang Safa dan Anna. Sembari membawa boneka Elsa pemberian Rara kakaknya. Dengan wajah putus asa dan sedih ia tahu betul bahwa Mamanya sudah benar-benar membenci papanya.
"Mama, aku rindu papa dan kakak." Lirihnya.
Tidak bisa dipungkiri jika Safa Berada di posisi anaknya. Pasti akan sulit melupakan kejadian yang amat pahit.

"Sudah saatnya untuk menerima kenyataan dan mengikhlaskannya Re." Ucap Safa pasrah.

Rere hanya menundukkan kepala dan tersenyum melihat boneka Elsa yang dibawanya. Baginya, melihat boneka itu sudah cukup seperti melihat kakaknya, Rara.

Blues and R&BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang