Diary Bunda Aqila

I Love My Son

Kupandangi wajah anak bungsuku yang tertidur namun sesekali menangis, kadang ku raba dahinya masih terasa panas. Ini adalah hari ke dua Zidan panas, setelah kepulangan dari rumah neneknya kemarin.

Malam tadi aku sudah tidak dapat tertidur ,membuat pikiranku sangat kacau. Aku stres! Depresi! Sebagai seorang ibu, sangat sakit hati jika melihat buah hatinya sedang terbaring sakit.

Pagi tadi Zidan sudah aku bawa ke nenek pijat dekat rumah. Biasanya Zidan kalau agak hangat badannya aku bawa pijat, kadang bisa karena masuk angin atau malah keseleo.

Selama di pijat Zidan menangis, ternyata kata nenek pijat Zidan keseleo dibagian bahu dan pundaknya, juga tangannya. Aku kaget karena setahuku Zidan tidak ada terjatuh kemarin. Baru ku ingat kalau kemarin aku ada menitipkan Zidan sebentar dirumah nenek  karena aku mau keluar sebentar membeli camilan bersama Mas Rio.

Mas Rio curiga, waktu Zidan kami tinggal ,Zidan ada terjatuh. Ternyata dari penuturan Aqila yang juga pada saat itu aku tinggal dia bersama Zidan dirumah Nenek, Zidan ada diangkat oleh Azzam adikku yang juga masih kecil. Padahal Zidan cukup berat.

"Aarrrrggghhh" padahal hanya sebentar aku kerumah mama, selalu menyisakan hal seperti ini dulu juga pernah kalau gak Aqila yang sakit panas karena sebebas-bebasnya minum es dirumah nenek atau aku sendiri yang sakit karena tidak terkontrol makan sayur santan bikinan mama.

Malam ini aku berjaga lagi, kuatkan aku Ya Allah. Sehatkan anakku Ya Allah. Ampuni dosaku karena selama ini aku tidak bersyukur, kadang mengeluh kenapa dirumah saja saat liburan begini. Padahal tidak masalah aku dirumah saja, yang penting anak-anak sehat.

Nikmat sehat dan waktu luang adalah ternyata yang paling berharga. Dan aku kemarin telah menyia-nyiakannya.

Sehat-sehat anakku, I love you, my son! Aku rindu ceria mu.

"Besok pagi-pagi sekali mamah akan membawamu berobat ke dokter ya nak, sehat-sehat ya nak" kataku sambil memeluk anakku.