5

1.2K 78 4
                                    

Nadia membuka matanya,hal yang pertama kali ia lihat adalah tembok bewarna putih,ia merasa ada yang aneh ia yakin tembok rumahnya berwarna hijau,kenapa sekarang berubah menjadi warna putih?apa dia berhalusinasi karena mengantuk?

"Baby bangun" suara berat,sedikit serak dengan nafas hangat yang menerpa lehernya membuat Nadia membuka matanya lebar-lebar.

"kau siapa!?" Nadia dengan reflek memundurkan tubuhnya,ia terkejut melihat pria dengan wajah tampan yang terasa familiar itu.

Pria itu menggeram,ia tidak suka Nadia menjauh darinya bahkan jika itu hanya 3 meter.

"Mendekat" pinggang Nadia ditarik dengan kasar membuat wajah mereka saling berdekatan.

"H-heii jangan begini" jujur saja Nadia takut melihat wajah pria itu,dia tampan tapi mimik mukanya sangat dingin.

"ingin menjauh? Kamu harus tahu satu hal,kamu adalah milikku semua yang ada di dalam rumah ini adalah milikku termasuk kamu" ucap pria itu dengan nada dingin.

Nadia menatap pria itu dengan tatapan tidak percaya,wajah pria itu juga terasa familiar.

"K-kau adalah president dari H&C group!?Alardo Zanqueen" nadia menatap wajah pria itu dengan pandangan tidak percaya.

"bagus kalau kamu ingat" Alardo mengambil tangan Nadia lalu mencium telapak tangan Nadia dan sedikit menjilatnya.

"k-kamu apa yang kamu lakukan" Nadia menarik tangannya paksa.

Alardo geram,lagi-lagi wanitanya menolaknya,sebenarnya apa yang kurang dari dirinya?ia memiliki banyak perusahaan,banyak memiliki kapal pesiar dan segudang pesawat pribadi,kenapa wanita ini menolaknya?

Alardo dengan penuh emosi mendorong Nadia sampai wanita itu jatuh ke kasur dengan terlentang,lalu menahan tangan Nadia.

"Jangan pernah menolak apa yang aku katakan,Nadia athela" ucap Alardo dengan dingin.

"lepaskan aku! kau siapa!?kenapa aku harus menurut denganmu!?" Nadia tidak ingin kalah meskipun ia takut dengan tatapan tajam itu.

"Kau harus di hukum karena berani melawanku" Alardo turun dari atas tubuh Nadia lalu mengambil sebuah borgol yang tersambung dengan rantai panjang.

"k-kau mau apa kau dengan itu" Nadia ingin pergi tapi kakinya di tindih oleh tubuh berat Alardo.

Alardo dengan cepat memasang borgol itu di kepala ranjang lalu menarik tangan Nadia dan memborgolnya,Nadia terkejut "lepaskan!" Dengan kasar Alardo mengambil tangan kirinya dan memborgolnya,Nadia semakin panik sedangkan Alardo tersenyum kemenangan.

"Lepaskannn!!!!" Nadia trus mencoba menggerakan kakinya meskipun Alardo menindih kedua kaki mungilnya.

Alardo dengan pelan mengelus Paha Nadia lalu turun ke bawah sampai ke telapak kaki wanita itu "jangan sampai aku mematahkan kaki ini" suara dingin itu membuat Nadia merinding belum lagi pria itu menatap kaki itu dengan tajam.

Nadia diam,ia tidak lagi menggerakan kaki ataupun tangannya,Alardo tersenyum melihatnya. Alardo suka jika kelinci kecilnya patuh.

"Hukuman ini masih ringan,jika kamu berani menolak lagi,aku akan mematahkan tanganmu" Alardo berucap dengan nada rendah dengan mata menyorot Nadia dengan tajam seolah ingin menusuk wanita itu.

"k-kenapa kamu menangkapku?" Nadia bertanya dengan ragu-ragu.

"Karena kamu milikku"

"a-aku bukan milikmu,j-jangan asal claim dan lagi aku sudah memiliki pacar dan sedang mengandung"

Mendengar ucapan Nadia bukannya malah marah Alardo malah tertawa dengan keras. "Baby, yang ada di dalam perutmu adalah anakku jangan bilang dia anak orang lain,itu bisa membuatku marah"

Nadia terkejut,jadi pria pada saat malam itu benar-benar pria ini?Alardo Zanqueen?si brengsek yang merusak hidupnya dan sekarang menahan dirinya.

"Apa maumu?aku mohon lepaskan aku,aku akan merawat anak ini sendiri tanpa membawah namamu,aku mohon lepaskan aku tuan zanqueen" Nadia memohon dengan nada melas,air matanya memupuk membayangkan jika nanti anak yang ia lahirkan dengan susah payah di ambil oleh keluarga Zanqueen dan ia di buang begitu saja.

Alardo memegang rahang Nadia dengan kasar dan menekan membuat Nadia kesakitan "jangan bermimpi,aku akan melepaskanmu" Alardo membuang muka Nadia kasar lalu beranjak dari atas tubuh Nadia dan pergi dari kamar tersebut.

Sedangkan Nadia ia menangis karena diperlakukan sekasar itu,rahangnya pasti membiru,Alardo sangat kejam Nadia tidak ingin hidup bersama pria seperti Alardo.

BELONGS TO PRESIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang