Sebagai tokoh dalam novel, Anna berbuat kesalahan, dan karena ia mungkin tokoh dalam sebuah novel jugalah, ia tak pernah menyadari kesalahannya. Sebagai karikatur, ia adalah gambaran manusia yang tak pernah berubah, selalu begitu-begitu saja. Susah payah menggendong ego, jatuh tersungkur-sungkur menghadapi mimpi-mimpi buruknya. Sebuah karikatur tragis, memang. Tapi ketragisan yang masuk dalam sebuah karikatur adalah ketragisan yang tanpa pembelajaran. Dan karena itulah saya kemudian lebih mengenalnya sebagai algoritma, sepertinya begitu.