Dia Yerim, bernama lengkap Yerima Sherill Ilyasa S. Gadis biasa dengan sedikit cadel sebagai ciri khas-nya, ia-nya seorang gadis lugu yang seringkali diganggu oleh beberapa murid di sekolahnya selama SMP, baik itu kakak kelas maupun teman seangkatannya yang arogan. Namun heran-nya Yerim tidak pernah merasa terganggu dan ter-bully, hanya teman sekelasnya yang sering mengomel tentang itu. Sebagai anak baik, apapun yang dilakukan orang lain terhadapnya, selagi tidak menyakiti secara fisik, bagi Yerim tidak masalah. Awalnya semua baik-baik saja seperti itu, tapi pada suatu hari, harinya yang tenang tiba-tiba bergejolak tepat setelah kematian nenek. Tiba-tiba saja ia kedatangan seseorang sebagai utusan dari masalalu, menjemputnya dan mengatakan bahwa majikannya dan nenek sudah menyepakati bahwa Yerim akan tinggal bersama mereka setelah nenek meninggal. Sesuatu yang sulit untuk diterima oleh Yerim, tapi juga tidak berdaya untuk ditolaknya. Bagaimana bisa jika yang menjemputnya adalah keluarga yang tidak diketahuinya ada. "Yerrim nggak papa. Cuma ada gugup aja, takut, bingung mau ngapain, nggak tau mau bilang apa. Yerrim tiba-tiba punya keluarga selain nenek. Semuanya terasa baru, Yerrim harus gimana?" _____ Irene memutuskan melakukan sesuatu yang mungkin akan sulit diterima anak-anaknya. Tapi baginya, itu adalah jalan terbaik. Itu adalah salah satu hal terbaik yang ingin dilakukannya dalam hidup. Ia berjuang, untuk dirinya sendiri, dan juga untuk anak-anaknya. "Ini adalah keputusan besar. Aku tidak pernah berpikir untuk melakukannya, sebelum aku ikhlas dan merelakan semua hal yang telah menyakitiku." - Irene