"Jangan becanda, Gas! Apa urusan kita sama kotak musik itu? Kenapa kita jadi ikut-ikutan mau dibunuh?" "Kalau mau berhadapan sama preman atau mafia, hadapi sendiri sajalah. Jangan libatkan kita. Kita masih sayang nyawa" Sebuah harta karun menunggu untuk ditemukan. Dari pusat kota Firenze, Bagas, memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Yogjakarta. Semua dilakukan untuk memenuhi permintaan absurd kakaknya. Bagas pikir dengan pergi ke Yogyakarta, masalah akan selesai. Ternyata tidak. Semua baru saja dimulai. Dan Bagas harus menyelesaikan apa yang sebenarnya tidak dia mulai.