Nothing Special. Terima kasih sudah singgah 🌷 ........................................................................... Senja di ujung barat warnanya oranye terang, mengundang ribuan pasang mata takjub akan gradasi warna jingga itu. Sayangnya, pemandangan indah kali ini tak akan berlangsung lama, sejengkal lagi matahari bersiap menenggelamkan diri. Kana menoleh. Segaris senyum tipis gadis itu tampakkan. Satu hal yang Kana harus akui, bahwa ada yang tak kalah indah dari senja, yaitu Navansya Adrian--seseorang yang sedang Kana perjuangankan. "Menurut kakak, selain perbedaan sudut pandang, kita beda apa lagi?" Kana dapat mendengar degup jantungnya berpacu lebih cepat. Navan dan segala tentang laki-laki itu selalu membuat Kana bahagia. Ucapan Kana berhasil sejenak mencuri atensi. Navan menatap ke arah Kana, sebelum kembali memfokuskan pandangan lurus ke depan. Entah memandang apa. "Ada banyak perbedaan antara saya dan kamu." Kana menaikkan satu alisnya, pertanda tertarik. "Beda umur, jenis kelamin, nasib ..." Navan memberi jeda, sekilas merekam raut wajah ceria Kana. "dan perasaan," lanjut Navan seraya beranjak dari duduknya. "Terima kasih dan maaf. Saya permisi." Navan berlalu, tepat saat jingga di ujung barat benar-benar tenggelam. Suara adzan magrib dari speaker langgar menggema, menyerukan panggilan pulang untuk orang-orang yang hilang arah. Senyum ceria dan harapan yang awalnya terpancar itu sirna, beriringan dengan setetes cairan bening yang berhasil lolos dari pelupuk mata. Sesak, Kana merasakan pasokan oksigen di sekitarnya seakan menipis. Seharusnya sejak awal Kana tidak memaksakan dua garis yang berbeda untuk terus bersinggungan. Karna pada akhirnya ... Kana tidak akan pernah mampu menghimpun semesta. Semesta mempunyai himpunannya sendiri, di luar kendali seorang Kanata Almaira. ----------------------------------------------- - Start : 24.04.2024 -
3 parts