Kami menikah karena bisnis. dia pria yang tidak banyak bicara, yang hanya dia lakukan belajar semasa kami sekolah, dia di kenal pendiam. Tapi tidak ada yang bisa menebak apa isi pikirannya, apa lagi hatinya. Termasuk aku, yang sedari kecil selalu bersamanya. Hingga, aku tahu apa tujuan hidupnya, aku tidak bisa membela diri dan melawannya karena.. aku juga ikut andil dalam kehancuran hidupnya.. "Maafkan aku.. hiks.." "Tidak ada gunanya minta maaf, orang tuamu dan orang tuaku, tidak akan bangkit dari kubur dan minta maaf, saatnya aku kembali merebut semuanya" Dan saat itu aku tau, hidupku dalam bahaya. RN. RosE