Ledib heran dengan teman sekelasnya yang bernama Azre, ia selalu menyuruh-nyuruh Ledib untuk melaksanakan tugasnya yang kadang ringan kadang berat. Ledib lelah, tapi jika menolak pun ia akan terkena masalah yang serius. Namun, di sisi lain, itu adalah hal yang baik baginya. Ia bisa melupakan keluarganya yang kali ini lebih berantakan dari kamar yang disebut kapal ambruk oleh para Ibu. Rasanya ingin sekali ke luar dari zona merah itu. Namun, bagaimana? "Terakhir kali gue hidup ya, sebelum masalah-masalah datang terus bikin dada gue sesak." - Ledib Wijaya Wahyuda.