Mari mendapati dirinya terbaring di hamparan hijau tak terbatas dengan kenampakan atasnya dicat dengan warna jingga-kemerahan. setiap tindakan kecil sang gadis akan merubah persepsi terhadap kenampakan dunia dan emosinya sendiri. Namun, tak sampai di sana, tempat yang ia tinggali juga cenderung tidak disortir dengan benar dan dalam urutan yang seharusnya. Sembari mempertahankan reminisensi, Mari berjalan dengan keinginan yang pudar terkikis waktu.