Cerita ini mengisahkan perjuangan Hidup, Cinta, Pendidikan, dan Pengorbanan nila adalah tokoh utama Waktu bergulir sangat lama hari itu, menghapus mentari menjadi malam. Langit terlihat berwarna jingga, lebih cerah dari hari sebelumnya. daun dipepohonan melambai-lambai dari kejahuan, tak sedikitpun aku ingin beranjak dari tempat duduk ku. aku merasakan kerinduan yang sangat dalam pada ayah. tak tau kapan ia kembali pulang, hampir delapan tahun ia bekerja di korea selatan sebagai buruh di sebuah pabrik otomotif. kita hanya betemu lewat video call itupun jarang, karena kadang ayah lembur dan tidak sempat memegang handphonenya. tak ku sadari air mata ini mengalir lagi seperti biasa saat aku merindukannya, secerah apapun hari ini tak merubah rindu menjadi bertemu. aku merunduk menahan suara tangis sesak di dadaku, sungguh malam itu selalu sama dengan malam-malam sebelumnya membuatku tak berhenti bertanya, kapan ayah pulang. lampu teras mulai menyala terdengar juga suara dari dalam rumah. "kamu mau duduk disitu terus,enggak mau mandi" kata ibu. aku hanya diam, dengan menahan suara tangis. enggan rasanya beranjak untuk pergi mandi. " ini udah malem loh, cepetan mandi" "iyah buk iyah." Aku berdiri, beranjak pergi dari kenyamanan itu. Bersambung