Aku memang pernah menjadi wadah, tempat di mana kamu tumpahkan segala keluh kesah beserta cerita menyenangkanmu. Kamu pun merupakan ruang hidupku, tempat di mana kukisahkan gundah gulana beserta lingkaran bahagiaku. Aku menjadi api hebat, kamu menjadi angin penyejuk yang memadamkanku. Kamu bersikukuh dengan egomu, namun keburukan itu kuempaskan oleh segenap kasih sayangku. Kita berdua saling memiliki rasa yang sama, berjanji bersama hingga tua, tapi takdir tak mengizinkan itu semua. Tugasku sudah berakhir untuk mendampingi hidupmu.