Bonchap-3

711 106 32
                                    

Warning!!!

Part nya panjang banget..

Happy reading~~~

Haechan, Renjun, Jeno, dan Jaemin sedang makan bersama.

Setelah mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing jarang sekali 4 lelaki ini bertemu.

"Gimana Chan? Lo sama Ryujin kapan nikah? Lama banget pacarannya."

"Gue Ama dia baik kok Jen, dia lagi sibuk sama ngelatih nari. Baru tau gue dia jago nari."

"Lo Jaem, sama Hina gimana?" Seperti nya Jeno memang sengaja memancing keributan.

Karena dari mereka berempat hanya Renjun yang masih sendirian.

"Gue sama Hina baik kok."

"Jun, Lo kapan?"

Benar kan?

"Nunggu dulu."

"Astaga Juun... Lo kan lagi Deket sama junior Lo di rumah sakit kan? Siapa namanya? Nakyung?"

"Hubungan gue sama Nakyung sebatas hubungan senior ke juniornya. Ga kurang gak lebih." Balas Renjun datar.

Dia paling malas jika sudah di paksa untuk menjalin hubungan dengan gadis manapun.

Karena ya, di hatinya masih ada kamu. Dan hampir 8 tahun berlalu. Usianya sudah memasuki 24 tahun.

"Jun, gue tau disini Lo belum bisa lupain sepupu gue. Tapi jangan kaya gini lah... Kasian Lo juga. Butuh belaian kan?" Beginilah Haechan, masih aja suka bercanda.

"Jangan samain gue sama Lo deh Chan, apa apa main nyosor aja."

"Lo juga gitu kali. Kaya ga inget aja."

Renjun tersenyum, ya dia suka sekali mencium pipi, bibir, kening, dan tangan kamu.

Haechan sejak tadi sibuk dengan ponselnya. Tiba tiba terbangun dari duduknya.

"Gue pergi dulu. Bayarin makanan gue. Darurat soalnya." Tanpa mendengar jawaban mereka, Haechan berlari.

Sempat Jaemin lihat pesan yang membuat Haechan berlari.

"Abang, I'm home. Jemput di bandara sekarang :)."

Bolehkah Jaemin berharap? Kamu yang pulang? Dia merindukan kamu, adiknya.

~~~~

"AYAAAH... BUNDAAA..." Kamu memeluk kedua orang tua kamu.

"Anak ayah udah gede. Udah berapa tahun sekarang umurnya? 23 tahun ya?" Ayah kamu membalas pelukan kamu.

"Claudia masih 22 tahun ayaaah.." kamu merengek tanpa sadar kamu menyebut diri Claudia, bukan (Y/N).

"Weehh.. adek Abang udah gede." Kamu menoleh, mendapati Haechan.

"ABAAAAANG.." kamu menangis, ya kamu sangat merindukan dia.

"Gak jadi gede. Masih cengeng ternyata. Hahahaha. Sini peluk Abang dulu." Haechan membuka kedua tangannya, tanpa pikir panjang kamu langsung masuk dalam dekapan dia.

"Gimana keadaan adek Abang hmm?"

"I'm better than before." Masih dalam pelukannya.

"Bentar, kamus Abang dimana ya." Haechan melepaskan pelukan kalian dan mencari kamus bahasa Inggris yang ternyata dia bawa.

Kamu tertawa.

Thank You - Huang Renjun And You (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang