44

684 108 19
                                    

Happy reading~~~

Karna terlalu lelah menangis, kamu pun tertidur.

Dan tak sadar kamu sudah tertidur 3 jam lamanya.

Saat ini kamu bangun dan yakin kalau Renjun sudah pulang.

Sebelum kamu tidur tadi kamu masih mendengar dia memohon maaf padamu. Bahkan dia menangis.

Namun kamu kebal, kamu sudah terlalu lelah dengan semua kebohongan yang dia lakukan. Entah pada kamu dan kepada orang lain.

Kamu keluar dari kamar menuju dapur untuk mengambil minum.

Tenggorokan kamu terasa kering karna kamu menangis.

Perhatian kamu tertuju pada ruang tamu.

Kamu pun pergi ke sana dan mendapati Renjun tertidur di sana.

Bisa kamu lihat matanya masih lembab setelah menangis.

Kamu berjongkok, melupakan rasa haus yang kamu rasakan.

Kamu mengelus Surai hitam lembutnya.

"Jangan suka bohong lagi, aku gak suka. Aku sayang sama kakak, tapi aku gak suka di bohongin." Masih setia mengelus rambutnya.

Kamu berdiri, kembali ke tujuan awalmu. Ingin minum.

Tapi pergerakan kamu tertahan, ya Renjun sudah bangun sebelum kamu bangun.

Dia memegang pergelangan tangan kamu. Dan terduduk.

"Maafin aku." Lirihnya.

"Kakak pulang aja. Udah hampir malem." Kamu mencoba melepas tangan Renjun.

Bukannya melepas, Renjun malah menarik kamu sampai kamu duduk di pangkuan dia.

Renjun memeluk kamu erat, kamu merasa bahumu basah.

Renjun menangis lagi, kamu hanya diam.

"Pulang kak, udah mau malem. Mamah pasti nyariin kakak." Kamu melepas pelukan Renjun.

"Maafin aku."

Kamu jengah, "pulang kak."

"Maafin aku pliiss.." Renjun terisak.

"Iya udah, sekarang pulang."

Renjun menggeleng. "Aku gak mau pulang, aku mau kamu maafin aku."

Kamu menghadap Renjun, mengusap air matanya secara hati hati. Kamu gak tega ngelihat dia nangis terus sejak tadi.

"Jangan nangis kak, aku udah maafin kakak. Jangan di ulangin. Aku gak suka di bohongin, aku gak mau kakak jadi tukang bohong." Kamu memeluk Renjun.

Renjun kembali menangis, kamu senyum dan mengelus punggung dia.

"Maafin aku, aku gak tau Shuhua bakal kaya gini ke kamu. Aku bodoh aku jatuh lagi sama kelicikan dan kebohongan dia. Pliss maafin aku." Renjun membalas pelukan kamu erat, seakan takut kamu pergi lagi.

"Udah ah, ga capek minta maaf? Lepas dulu, aku mau ambil minum soalnya. Haus daritadi."

Bukannya melepas pelukan kamu, Renjun malah memeluk kamu makin erat.

"Kaak, aku mau minum." Kamu merengek mendorong bahu Renjun.

Tiba tiba tubuhmu terangkat, Renjun menggendong kamu ke dapur.

Menggendong ala bridal style.

Lalu mendudukkan kamu di meja dapur.

"Biar aku yang ambilin. Kamu diem aja disini." Dia mengecup bibir kamu singkat.

Thank You - Huang Renjun And You (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang