[side story] The J's Family

75.1K 8.9K 27.7K
                                    

hanya berisi keseharian Keluarga Na yang menyenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hanya berisi keseharian Keluarga Na yang menyenangkan


buat ngobatin rasa nyesek kemarin :')


Happy Reading 


"KAK JENO SAKIT!!"

"Tutup mulutmu." 

Siang itu, seorang pria baru saja turun dari mobil yang memarkir di halaman rumah luas tersebut. Dia turun dengan tergesa, di tangan kanannya, ada seorang anak laki-laki yang masih menggunakan seragam sekolah, dia seret dengan paksa. 

Na Jeni mengikuti langkah kakak sulungnya yang cepat, berlari kecil. Mereka memasuki rumah besar itu, menarik perhatian beberapa pelayan karena Juno sangat berisik. 

"Buset! Ada apaan nih?!" Kang Daniel rupanya ada di sana, dia yang sedang memangku anak laki-lakinya di sofa, lantas pun berdiri. 


BRUGKHH!!!


Na Jeno dengan segenap tenaganya yang tak main-main, membanting tubuh Juno ke lantai. Na Juno yang sudah babak belur dengan lebam dimana-mana, dan sudut bibirnya tampak robek.

"J-JENO-YA! A-ADA APA INI?!!" 

Sang bunda, yang baru saja muncul dari ruang tengah datang dengan tergopoh-gopoh ketika mendengar keributan. Dia terkejut setengah mati ketika mendapati anak bungsunya mengerang kesakitan di atas lantai. 

"Jeno-ya?! Ada apa?!" Jeha menghampiri anak sulungnya yang masih berekspresi dingin, menatap Juno di lantai dengan tajam. 

"Tanyakan itu padanya," desis Jeno. 

"Aduhhh!! Biasa aja dong Kak Jeno!! Sakit tau! Sakit!" Juno meski sudah babak belur, dia masih bisa berdiri dan berteriak, mengelus wajahnya yang membiru. Oh, Juno sudah terbiasa. 

Na Jeha yang sebenarnya sudah cukup sering melihat pertengkaran antara anak-anaknya seharusnya tidak terlalu kaget, wanita itu menghembuskan napas lelahnya. "Juno-ya, ada apa? Kamu berantem lagi? Sama siapa?" 

Juno mendengus, dia menatap kakak sulungnya dengan cemberut, "berantem apanya! Kak Jeno yang mukulin aku sampe kayak gini bun!!" Teriaknya tidak terima sembari menuding Jeno. 

Melihat jari telunjuk itu mengarah padanya, kening Jeno semakin kusut, "turunkan tanganmu." Suaranya sangat tajam dan menusuk. 

Tersadar, Na Juno berdeham, meneguk ludahnya, lalu menurunkan tangannya dengan canggung. Dia menghampiri Jeha, bersembunyi di belakang Sang bunda. 

What If [Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang