Bagian 1.

13 3 0
                                    

~~•~~
'Ketidak sengajaan pertemuan ini, tanpa kita sadari awal dari semuanya yang belum termulai'
~~•~~

Pagi ini matahari tak terbit lebih awal karena awan mendung, membuat suhu udara dan kabut putih menyelimuti jalanan di kota Jakarta. Hingga membuat Catherine semakin mengeratkan jaket ke tubuh mungil nya.

Ya, Catherine Zeta Dirga remaja SMA Kencana yang biasa dipanggil Kate memiliki kebiasaan yang unik yaitu suka meminum kopi. Baginya kopi adalah candu yang tak bisa lepas dari dirinya. Dirinya bahkan bisa meminum hingga 8 cangkir sehari. Seperti saat ini ia tengah menunggu pesanan kopinya, sambil menikmati pemandangan orang yang sibuk berlalu-lalang.

"Kate, ini pesanan lo!" ucap Rina yang langsung membuyarkan lamunan Catherine.

Rina adalah seorang perempuan barista yang berusia sekitar 20 tahunan, dia kuliah dengan mengambil jurusan ekonomi. Ya, bisa dibilang dia menjadi seorang barista sambil cari uang dan juga hobi. Bagaimana dia tahu nama Catherine karena Rina sudah mengenalnya sejak 4 tahun lalu ketika waktu pertama kalinya Catherine mendatangi kafe tempat dirinya berkerja.

Catherine menerima kopinya dan mulai meminum sedikit.

"Lo ga berangkat sekolah, udah jam berapa ini?" Omel Rina kepada Catherine.

"Emang kalok telat bisa bikin orang bego ya?" Bukannya menjawab Catherine malah melayangkan pertanyaan balik kepada Rina.

Rina yang gemas sendiri dengan Catherine langsung mendaratkan toyoran dikepalanya "Ya gak gitu juga konsepnya, Kate. Seenggaknya satu kali gitu lo ga telat ke sekolah."

"Ya mau gimana udah rutinitas gue. Lagian kalok gue ga telat nanti yang ada satu sekolahan gempar liat gue," balas Catherine yang masih setia menikmati kopinya.

"Serahluh dah emang anak remaja itu sulit dipahami," Rina akhirnya menyerah berargumen dengan orang yang emang dasarnya jalan otaknya sudah salah, seperti Catherine ini contohnya.

"Yeelah kayak ga pernah muda ajadah, mbak," balas Catherine ketika Rina mulai melangkah pergi.

Setelah kepergian Rina, Catherine kembali berlarut dalam kopi hangatnya. Tak lama setelah kopinya habis tak bersisa, Catherine berlalu meninggalkan kafe dan menuju ke sekolahan.

Sampainya didepan sekolah Catherine melirik jam tangannya, dan mengaguk-ngagukan kepalanya.

"Cuman telat tiga puluh menit. Nice, udah ada kemajuan gue," ucapnya dengan bangga pada dirinya sendiri.

Dengan langkah santainya Catherine memasuki sekolahan. Tapi setelah sampainya di pos satpam langkah diharuskan berhenti oleh keadaan.

Pak Bambang selaku guru PPKn dan guru tatib yang motto hidupnya amat menjujung tinggi kedisiplinan, menatap tajam kearah Catherine. Sedangkan yang ditatap hanya menampilkan wajah datar tanpa ekspresi sedikit pun.

"Catherine Zeta Dirga," panggil pak Bambang dengan menekan setiap kata dari namanya.

"Apa kamu tidak bosan dari kelas 10 telat terus? Saya yang setiap hari ngeliat kamu telat aja udah jengah saya," lanjutnya sembari menggeleng-gelengkan kepala.

"Ini lagi pakek jaket ke sekolah, lepas!" Perintah pak Bambang dengan menunjuk menggunakan sebuah tongkat kayu yang menjadi andalannya.

Dengan malas Catherine melepaskan jaketnya dan memberikan kepada pak Bambang.

"Udahkan pak, sekarang hukumannya bersihin WC kan? Si--"

"Siapa suruh bersihin WC?" Potong pak Bambang dengan pertanyaan. Catherine mengernyitkan dahi. Pasalnya Catherine sudah qatam dengan hukuman yang diberikan oleh guru-gurunya. *Emang udah pro nih telatnya Kate yak wkwkw

THE SECRET of CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang