Bagian 3.

8 3 1
                                    

~~•~~
‘Yang terlihat kuat belum tentu tidak rapuh.’
~~•~~

Keadaan kelas kembali riuh. Namun riuh nya tidak seperti setiap harinya. Catherine mengangkat kepalanya ingin menyumpahi seluruh kelas yang telah mengganggu pendengarannya. Tetapi semuanya tertahan di kerongkongan. Seakan bibir Catherine kelu untuk mengeluarkannya karena melihat siapa yang tengah berada di depan kelasnya.

"Silakan perkenalkan diri kamu," ucap Bu Utami mempersilahkan.

"Gue Alfaren. Alfaren Atama," ucap Faren memperkenalkan diri.

Seluruh kelas dibuat tercengang dengan bentuk ciptaan Tuhan yang paripurna milik Alfaren. Bagaimana tidak, wajah rupawan, tinggi, tubuh yang proporsional dengan wajah Alfaren yang datar melengkapi kesempurnaan itu.

"Alfaren kamu duduk sama Kevin ya," Faren mengangguk tanda faham.

Sorot mata Alfaren yang tajam tak sengaja bertemu dengan mata milik Catherine. Hanya sedetik saja setelah itu Alfaren memutuskan kontak mata dengan Catherine.

"Oke, kita lanjutkan kembali pembelajarannya," perintah Bu Utami membuat kelas kembali fokus.

***

Kringg!!

Bel pulang sekolah menggema di seluruh bagian SMA Kencana. Membuat siswa-siswi SMA Kencana berbondong-bondong meninggalkan sekolah.

"Oke, pelajaran hari ini kita akhiri sampai disini saja," ucap pak Koko sebelum meninggalkan kelas.

"Akhirnya," ucap Gita sambil meregakan otot-ototnya. "Kate main kerumah gue kuy," ucap Gita lagi sambil menepuk bahu Catherine.

"Gue gabisa bunda sama ayah pulang hari ini" balas Catherine lalu pergi meninggalkan Gita yang mengecutkan bibirnya.

Catherine berjalan santai menuju parkiran sambil menikmati alunan musik milik Justin Bieber dari airpots miliknya. Saat Catherine tengah berjalan tak sengaja matanya melihat cowok yang pagi ini merusak mood nya sekaligus cowok sama yang membayar belanjaan nya. Alfaren. Cowok itu tengah berpelukan dengan seorang cewek yang terlihat tak jauh beda dengan umurnya.

"Dasar semua cowok emang di dunia ini sama," cibir Catherine lalu melenggang pergi.

Sesampainya Catherine di halaman rumahnya ia segera memarkirkan mobilnya. Ketika Catherine keluar dari mobilnya, ia melihat ada mobil milik ayah dan bunda yang terparkir di halaman rumah. Senyum Catherine langsung merekah melihatnya. Catherine berlari masuk kedalam rumah.

Saat masuk kedalam rumah senyum Catherine memudar seketika. Catherine melihat ayah dan bunda nya tengah membawa koper seperti terlihat akan pergi lagi.

"Ayah. Bunda," panggil Catherine dengan melangkahkan kakinya nya mendekat.

"Mau pergi lagi?" Tanya Catherine sambil menahan air matanya yang ingin tumpah saat itu juga.

"Iya," balas bunda Catherine sembari melihat isi tas nya.

"Kali ini ada projects dimana?" Tanya Catherine kembali.

"Di Amerika. Tender besar jadi kita harus kesana," balas ayah Kate yang sibuk dengan ponselnya.

"Apa uang itu segalanya buat ayah sama bunda?" Tanya Catherine lagi.

THE SECRET of CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang