Pelajaran Paling Membosankan

28 0 0
                                    

Di kelas Sonya, ada seorang guru baru. Bu Surti namanya. Beliau mengajar PPKN. Mulanya Bu Surti sangat menyenangkan. Karena selain beliau sabar, juga sangat santai dalam mengajar. Tapi sayangnya situasi ini dimanfaatkan anak-anak. Ada yang tidur di kelas atau ramai sendiri dengan teman sebangkunya. Lebih parah lagi, Bu Surti tidak pernah menegur atau memberikan hukumannya. Ia hanya mengajar terus dengan sangat sabar

Sonya merasa terganggu dengan keadaan ini. Karena tidak satu pun pelajaran berhasil nyantol di kepalanya. Ia bahkan pernah secara langsung bilang sama Bu Surti untuk lebih memperhatikan murid-muridnya. Tapi Bu Surti dengan sabar menjawab, "Ah kalau kalian kurang perhatian itu masalah kalian sendiri. Saya di sini hanya mengajar. Kalau kalian tidak mau mendengarkan, jangan salahkan saya"

Pada mulanya Sonya mengikuti perkataan Bu Surti. Tapi lama kelamaan ia kewalahan sendiri. Suasana di kelas serba tidak teratur setiap kali mata pelajaran PPKN. Sonya sulit berkonsentrasi sementara teman-temannya tidur atau ngobrol sendiri

"Sebaiknya kita membuat kekacauan saat pelajaran PPKN nanti," kata Sonya

"Sejak kapan kamu ikut-ikutan bandel?" Tanya Ane terheran-heran

"Aku oke saja!" Kata Jean

"Kita buat pesta dalam kelas nanti. Pasti Bu Surti juga tidak mau tahu," kata Martha

Siang itu, pelajaran PPKN diisi dengan bagi-bagi kue. Bahkan lebih dari itu, setelahnya anak-anak main lempar-lemparan sampai kotor semuanya. Tapi apa yang terjadi? Bu Surti masih saja sabar. Ia bahkan dengan tenang tetap mengajar sementara kue-kue berhamburan ke udara

Ane, Jean, dan Martha merasa sukses berat. Sementara Sonya kecewa

"Besok kita buat yang lebih seru?" Kata Sonya

"Apa itu?"

"Aksi diam! Jadi patung"

"Wah, mana bisa? Aku nggak tahan kalau disuruh diam"

"Tenang saja. Serahkan padaku!"

Esoknya Bu Surti tetap tenang masuk dalam kelas. Ia belum menyadari bahwa sejak tadi murid-muridnya tidak bergerak sedikit pun. Ia tetap mengajar seperti biasanya. Tapi tak lama kemudian ia merasa ada yang aneh. Bulu kuduknya berdiri. Semua anak muridnya menatapnya dengan pandangan kosong. Semuanya tidak bergerak, bahkan tidak bernapas

"Kalian jangan memandangiku terus," kata Bu Surti ketakutan

Tapi anak-anak tetap diam dan menatapnya. Lalu Bu Surti menyenggol Ane yang duduk paling depan. Ane tidak bergoyang. Bu Surti mendorongnya lebih keras. Ane bergerak kaku, lalu jatuh berdebum di lantai sama seperti benda mati saja

Bu Surti memekik ngeri, kemudian berlari sekencangnya menuju kantor Pak Kepsek. Di sana ia melaporkan semuanya

"Anak-anak semuanya jadi patung, Pak!" Kata Bu Surti

Tentu saja Pak Kepsek terheran-heran mendengarnya

"Bapak harus percaya. Ayo kita lihat sama-sama!" Kata Bu Surti sambil menarik tangan Pak Kepsek

Sesampainya di kelas suasana telah kembali normal. Semua anak telah pulih dari kekakuannya. Kini tinggal Pak Kepsek yang makin heran dengan sikap Bu Surti

"Sepertinya Anda kurang perhatian pada anak-anak," kata Pak Kepsek

"Eh, ya Pak. Saya akan mengubahnya," kata Bu Surti

Sonya tersenyum senang. Paling tidak langkah awal telah berhasil. Tinggal Ane saja yang masih kebingungan sambil memegangi kepalanya

"Jidatku kok benjol, kenapa ya?"

Kumpulan Cerpen Sonya Gadis PenyihirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang